Spontan memberi judul di atas karena selain faktanya demikian, ada harapan dan doa semoga ada langkah cepat dan empatik untuk membuat jalan di Saparua nyaman bagi semua.
Tiga hari di Saparua melewati jalan-jalan yang masih berlubang. “Maaf, jalan masih seperti ini,” ungkap Ketua Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, Pendeta Johny Malle. Ia mengucapkan kalimat yang kerap diucapkan banyak orang ketika ada orang baru tiba di pulau Saparua. Cukup mengusik nurani memang. Saparua merupakan salah satu kecamatan tua di Maluku Tengah. Ada banyak orang sukses dari pulau Saparua dan pulau-pulau Lease umumnya, yang mencakup Pulau Nusalaut dan pulau Haruku. Olehnya adalah wajar jika ada harapan besar untuk langkah cepat memperbaiki jalan-jalan di pulau Kapitan Pattimura, pahlawan nasional ini.
Kami tiba di depan gerbang masuk negeri Itawaka yang berbatasan dengan negeri Noloth dan Negeri Ihamahu bersama Bpk Angky Papilaya, anggota MPH Sinode GPM yang juga anak negeri Itawaka. Raja negeri Itawaka Willem Wattimena dan Ketua Majelis Jemaat GPM Itawaka, Pdt Jelly Siwabessy menyambut kami dengan tarian oleh pemuda pemudi Itawaka. Sidang ke-97 Klasis Pulau-pulau Lease berlangsung di Jemaat GPM Itawaka (9-10/3/2025). Di negeri ini pulau asal Gubernur Maluku saat ini, Hendrik Lewerissa, “Ibunya berasal dari Itawaka, Leilisa Amalatu, ayahnya dari Nalahia, Risapori Henalatu,” ungkap seorang tokoh adat Itawaka, Gaz Papilaya.
Jalan merupakan infrastruktur dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat. Olehnya ada banyak anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan jalan. Selain untuk kebutuhan mobilitas manusia, jalan juga berguna untuk mobilitas barang dan jasa.
Persoalannya saat ini ketika pemerintah pusat melakukan efisiensi anggaran, apakah kebutuhan jalan yang nyaman masih dapat dipenuhi? Seorang pemuda Itawaka optimis bahwa jalan di pulau Saparua pasti diperbaiki. “Beta yakin jalan di Saparua akan mulus, apalagi Gubernur Maluku saat ini anak Lease”ungkapnya sambil tersenyum. Harapan ini tentu realistis jika mencermati komitmen dan tekad Gubernur Maluku dan wakil Gubernur saat ini. Selain itu, jaringan yang kuat di pusat akan membantu mempercepat pembangunan infrastrukur, termasuk jalan di pulau Saparua.
Ketika menuju situs sejarah Gunung Saniri di Negeri Tuhaha sudah ada jalan masih ke situs tersebut. Jalannya belum mulus semua. Ada kerusakan bangunan di situs untuk mengenang musyawarah para Latupati bersama Kapitan Pattimura itu. “Semoga jelang 15 Mei hari Pattimura bangunan ini segera diperbaiki” ungkap Pdt Charles Bembuain, Ketua Majelis Jemaat GPM Siri-Sori. Di lain pulau, Pdt Elia Erupley, Ketua Majelis Jemaat GPM Titaway di pulau Nusalaut menyebutkan jalan di Nusalaut juga masih belum mulus.
Realitas ini tentu menjadi masukan bagi pemerintah daerah Maluku dan pemerintah Kabupatan Maluku Tengah yang baru agar dapat memberi perhatian terhadap hal tersebut. “Wakil Bupati Maluku Tengah, Mario Lawalata asal Saparua juga” ungkap seorang Ibu. Realitas ini pula menjadi “jendela” untuk memotret realitas Maluku secara menyeluruh terkait pembangunan dan upaya mensejahterakan masyarakat. Ada tekad dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah saat ini untuk mengakselerasi pembangunan di bumi raja-raja ini. Kita berdoa dan bersinergi bersama untuk kemajuan Maluku tanah Pusaka dalam spirit Siwalima, ale rasa beta rasa, katong samua basudara. (RR).
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow