Pemkab Maluku Tengah Rekonstruksi 12 Unit Rumah Pascakonflik di Seram Utara

oleh
Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir

TERASMALUKU.COM,-MASOHI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah merekonstruksi sebanyak 12 unit rumah yang rusak akibat konflik sosial di Negeri Sawai dan Negeri Administratif Masihulan, Kecamatan Seram Utara, Maluku.

“Pembangunan 12 unit rumah sudah dialokasikan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Maluku Tengah dan segera dilaksanakan,” kata Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir, di Ambon, Selasa (19/8/2025)

Ia juga menekankan pentingnya perbaikan terhadap rumah dan fasilitas umum lain yang belum tersentuh, dengan tetap berkoordinasi bersama Pemerintah Provinsi.

“Kami libatkan tenaga kerja lokal dari kedua komunitas dalam proses rekonstruksi untuk memulihkan ekonomi sekaligus memperkuat hubungan sosial,” ujarnya.

Diketahui ada 69 rumah hangus terbakar akibat bentrok warga Negeri Sawai dan Rumaolat, Masihulan, di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, pada 3 April 2025.

Saat ini, rumah-rumah yang masih belum tersentuh, sementara disediakan tenda darurat.

Selain rekonstruksi, ia juga menyampaikan beberapa poin penting lainnya terkait upaya pemulihan pasca konflik. Ia mengapresiasi kerja keras TNI/Polri dalam menjaga keamanan dan stabilitas wilayah.

Ia berharap kondisi kamtibmas yang sudah kondusif saat ini bisa terus dijaga lewat komunikasi lintas sektor dan satu pusat komando informasi agar tidak terjadi lagi gesekan sosial.

Untuk memperkuat rekonsiliasi, ia meminta Tim Rekonsiliasi terus mendorong dialog antara tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda dari kedua wilayah secara rutin. Perempuan dan anak muda juga diminta dilibatkan dalam forum perdamaian sebagai agen penyebar narasi positif.

“Jika nantinya ada kesepakatan damai antara kedua negeri, Bupati mengingatkan agar dokumen tersebut harus disosialisasikan secara luas dan dipahami oleh semua pihak,” katanya menambahkan.

Sementara itu, bagi Tim Rehabilitasi, Zulkarnain meminta agar kegiatan trauma healing dilakukan secara rutin, terutama bagi anak-anak sebagai kelompok rentan.

Ia juga menekankan pentingnya pemberian layanan sosial seperti bantuan kesehatan, psikososial, dan pendidikan bagi para korban konflik.

Ia menegaskan tidak ada toleransi terhadap segala bentuk provokasi, ujaran kebencian, atau tindakan lain yang dapat memicu konflik baru.

Ia memastikan bahwa pemerintah daerah akan terus mengawal proses penyelesaian konflik hingga masyarakat benar-benar pulih. “Mari kita bersama-sama membangun negeri ini menjadi lebih baik, dengan semangat gotong royong dan kebersamaan,” ucapnya.

Sebelumnya bentrokan kelompok masyarakat Desa Sawai dan Rumaolat di Kecamatan Seram Utara, terjadi pada Kamis 3 April 2025.

Ketegangan bermula setelah salah satu sopir warga Negeri Rumaolat dihajar massa setempat saat melintas negeri jalur Sawai. Akibatnya warga Rumaloat yang mengetahui hal itu langsung merespons dengan tembakan.

Mendengarkan bunyi tembakan dari warga Rumaloat, warga Sawai langsung merespons dan mengumpulkan massa dan menuju ke perbatasan antara Sawai dan Rumaloat sembari membawa senjata tajam.

Setibanya di perbatasan Negeri Sawai dan Negeri Rumaolat, kedua massa bertemu dan terjadi aksi saling serang dengan menggunakan senapan angin, alat tajam, dan batu.

Akibat dari peristiwa tersebut, satu anggota Polri Bripka Husni Abdullah gugur akibat tertembak orang tak dikenal saat mencoba menghalangi perkelahian warga di perbatasan kedua desa.

Editor : Nair Fuad

No More Posts Available.

No more pages to load.