Dari Maluku Komisi HAK KWI Merajut Hubungan Antar Agama

oleh
Penulis: Rilis  |  Editor: Redaksi

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (HAK-KWI) menggelar pertemuan nasional di Ambon selama dua hari (Senin-Selasa (29-30/9/2025). Sekretaris HAK KWI Pastor Aloysius Budi Poernomo, Pr memberi sambutan arahan dan menekankan pentingnya membangun dialog dan kerjasama antarumat beragama.

Romo Budi juga menyajikan materi tentang Hubungan Antar Hubungan Antar Agama. Dialog dalam Iman dan Kebenaran. Di hari pertama narasumbernya adalah Dr Abidin Wakanno, Rektor UIN AM Sangadji Ambon dan Pastor Costant Fatlolon, Sekretaris HAK Keuskupan Maluku.

Di hari kedua hadir membawakan materi Pdt Dr Rudy Rahabeat dan Hj Irma Betaubun yang memberi wawasan dan berbagi pengalaman tentang pentingnya membangun dialog dan kerjasama antar-agama. “Kita perlu terus membangun silahturahmi antar pemeluk agama untuk mewujudkan kemaslahatan bersama” ungkap Betaubun yang juga Ketua Wilayah Wanita Islam Maluku.

Pdt Rudy Rahabeat dalam pemaparannya menyebutkan pentingnya memperkuat jaringan sosial dalam memperkuat kohesi sosial. Ia mengutip perspektif antropologi bahwa pendekatan jaringan sosial melengkapi pendekatan struktural-fungsional.

“Kita tidak hidup untuk diri sendiri, melainkan perlu membangun relasi-relasi sosial yang fungsional. Membangun jaringan sosial lintas batas merupakan modal sosial yang perlu terus dikembangkan” jelas Pdt Rudy yang juga merupakan Wakil Sekum Sinode GPM ini.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta yang berasal dari delapan paroki serta para frater dan katektik. Neles Yanwarin menyambut positif kegiatan ini dalam upaya membangun kesadaran umat tentang pentingnya dialog dan kerjasama antar umat beragama.

“Kita perlu terus melakukan kegiatan seperti ini agar mengurangi prasangka dan memperkuat saling percaya di kalangan umat Kristiani maupun antar umat beragama” ungkap Yanwarin.

Hal senada disampaikan pula oleh Jack Layan dari paroki Bunda Hati Kudus Yesus Batu Gantung Ambon. Ia juga menekanan pentingnya memberi perhatian kepada keberadaan generasi Z guna menanamkan nilai-nilai toleransi dan kerjasama antar agama. Selain itu, ia menyarankan penggunaan seni musik dan lagu untuk membangun kesadaran dan kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal.

Kepala Bimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bernandus Fanulene turut hadir dan memberi apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Ia berharap kegiatan ini dapat dilakukan lagi ke depan dengan melibatkan peserta dari berbagai agama dan generasi. Penjabat Sekrateris Kota Ambon, Roby Sapulette hadir membuka kegiatan ini. Pastor Aloysius Budi Purnomo, Pr menyampaikan rasa senang dan bangganya bisa datang ke Ambon untuk pertama kalinya dan belajar dari sejarah dan kearifan masyarakat Maluku dalam mengelola keragaman dan merawat perdamaian.

“Mari ciptakan perdamain otentik di Maluku dan Ambon. Beta Par Ambon, Ambon Par Samua” himbau doktor Ilmu Lingkungan dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang menulis disertasi tentang Eko-teologi berdasarkan pengalaman advokasi petani Kendeng Jawa Tengah dan inspirasi ensiklik Laudato Si dari Paus Fransiskus. (RR)

**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow

No More Posts Available.

No more pages to load.