Banda Heritage Festival 2025 Siap Digelar, Ini Agendanya

oleh
Penulis: Nair Fuad  |  Editor: Red
Benteng Belgica dengan berlatar Gunung Api Banda. FOTO Istimewa

TERASMALUKU.COM,-MASOHI – Banda Heritage Festival kembali digelar pada 2025. Namun, kali ini konsep festivalnya berbeda dan menarik, sehingga dampak ekonominya lebih terasa bagi masyarakat.

Tahun-tahun sebelumnya, acara ini diselenggarakan selama dua hari dan terpusat di satu lokasi. Tahun ini, acara akan diselenggarakan selama empat hari, 26-29 November 2025.

Acara ini juga akan berfokus pada empat pulau di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Dengan mengusung slogan “Napas Budaya, Jejak Sejarah, dan Pesona Alam”,

Dalam tiga tema ini, akan ada 30 lomba, salah satunya adalah lomba Belang atau Kora-kora.

Setiap tahun di festival ini, para tamu dan pengunjung memesan hotel dan akomodasi terlebih dahulu, baik provinsi maupun pusat. Homestay juga disediakan pihak panitia, bukan di Neira, melainkan di Banda Besar untuk tamu lokal, seperti dari Maluku Tengah.

Ketua Panitia Banda Heritage Festival 2025 Kabupaten Maluku Tengah, Hasan Firdausi, di Masohi, Selasa (7/11/025), memaparkan jadwal kegiatan yang akan berlangsung pada 26-29 November.

Ia mengatakan, acara pada Kamis (26/11/2025) sore akan diawali dengan pembukaan opening ceremony, lomba keting-ting, dan lainnya.

Jumat (27/11/2025) akan dilanjutkan dengan senam pagi, pendakian gunung berapi, lomba renang dari Neira ke gunung berapi, dan penanaman mangrove.

Dari gunung berapi ke Neira, pengunjung akan menyaksikan pertunjukan seni budaya dan kegiatan lainnya. Sebuah monolog tentang pala juga akan ditampilkan.

Kemudian, pada Sabtu (28/11/2025) pagi di Desa Lonthor, pengunjung akan menikmati sarapan pagi di bawah pohon pala dan kenari sambil mendengarkan penceritaan sejarah Banda oleh masyarakat setempat dan pertunjukan seni. Lari sepanjang 5 kilometer dari Desa Lonthor hingga Desa Kumber.

Di Desa Kumber, para tamu VIP mengunjungi objek wisata seperti sumur, pengasapan dari zaman VOC dan lomba kole-kole.

Dari Kumber, acara berlanjut ke Desa Selamon, di mana mereka menikmati matahari terbenam dan disuguhi beberapa pertunjukan pemotongan kenari, tarian Lusi, dan pertunjukan lainnya dari Desa Selamon dan Desa Waer.

Kemudian, pada Minggu pagi (29/11/2025), diadakan jalan santai budaya sepanjang 3 kilometer. Di sini, pengunjung menjelajahi berbagai objek wisata budaya, termasuk Istana Mini, Gereja Tua, Benteng Belgica, dan Benteng Nassau. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan budaya Banda kepada pengunjung.

Kemudian di Istana Mini, di mana diadakan makan patita dan tarian caka lele. Sore harinya, lomba perahu Belang berlangsung. Malam harinya merupakan acara pengenalan budaya. Prosesi budaya berlangsung di halaman Benteng Belgica, yang juga berfungsi sebagai latar belakang panggung.

 

Penulis : Nair Fuad

No More Posts Available.

No more pages to load.