TERASMALUKU.COM – Usai penemuan seekor buaya di Desa Mamala Kabupaten Maluku Tengah Pulau Ambon, tim dari BKSDA Maluku kembali turun menyisir lokasi untuk memastikan adakah buaya-buaya lain di sekitarnya.
Sedikit kilas balik, buaya baru-baru ini ditemukan warga di dalam gorong-gorong sekitar pusat perbelanjaan Amplaz. Buaya berukuran 2 meter juga ditemukan di Waipirit Kabupaten Maluku Tengah Pulau Seram. Bahkan reptil itu pernah menerkam manusia di Sungai Ruata Makariki. Dua warga dikabarkan tewas. Penemuan itu terjadi pada rentan waktu Januari hingga Maret.
Fenomena kemunculan buaya seperti ada di mana-mana. Sungai-sungai besar yang membentangi desa kini mulai jadi perhatian. Untuk itu tim dari petugas BKSDA Maluku siang tadi (14/3) turun ke lokas awal penemuan di Sungai Air Besar Desa Mamala kemarin (13/3). Mereka ingin memastikan apakah wilayah tersebut merupakan tempat tinggal buaya.
“itu yang ingin tim pastikan walau sebenranya di Ambon itu bukan habitatnya. Tapi kita harus cari tahu apakah masih ada lagi buaya di situ,” terang Mukhtar Amin Ahmadi Kepala BKSDA Maluku. Berdasar peta pesebaran lokasi tumbuhan dan satwa liar (TSL), Pulau Ambon bukan merupakan habitat asal salah satu TSL yang dilindungi itu.
Namun pihaknya tidak bisa menihilkan kemungkinan buaya-buaya lain. Buaya itu lanjut Amin tergolong masih anakan. Tim yang turun diharapkan dapat menginvestigasi keberadaan jenis buaya rawa atau Crocodylus palustris itu.
Lokasi pencarian yakni pada sebuah cekungan di kaki sungai yang cukup dalam dan banyak ikan sebagai sumber makanan. Salah satu anggota tim berujar, air di situ keruh dan banyak ditumbuhi rumput. Itu merupakan ciri tempat tinggal buaya muara. “Biasanya mereka keluar siang hari buat berjemur dan istirahat. Malam baru dia beraksi,” lanjutnya. Untuk sementara pihaknya baru bisa memastikan, Ambon bukan habitat buaya.
Terdapat tiga habitat buaya yang merupakan hewan dilindungi itu; Sungai Sapalewa Seram Utara, Sungai Nief Seram Bagian Timur serta sungai besar di Makarika Maluku Tengah.
Namun di lain sisi ada pandangan bahwa ada unsur kesengajaan. Artinya kemungkinan ada yang sengaja melepaskan buaya di situ. “Tapi itu hanya anggapan saja. Butuh pembuktian dan kami hanya bisa sampaikan dari sisi ilmiahnya,” tegas Amin. (PRISKA BIRAHY)