TERASMALUKU.COM,AMBON, – Pusat Penelitian Laut Dalam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maluku mengeluarkan hasil penelitian terkait kematian ribuan ikan di Pulau Ambon (18/9/2019). Hasilnya tidak ada zat beracun dari fitoplankton yang jadi penyebab ikan mati.
BACA JUGA : Balai Karantina Ikan Ambon Temukan Pendarahan di Tulang Ikan
Sebelumnya pihak LIPI pada Senin (16/9/2019) turun ke dua lokasi temuan ikan mati. Yaitu Desa Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah dan Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel), Kota Ambon. Dua lokasi tersebut merupkan tempat ditemukannya ikan mati pada Senin.
Dari situ tim membawa pulang sejumlah sampel untuk diteliti lebih. Salah satunya sampel plankton. “Hasilnya, apa yang diresahkan masyarakat tentang ada fitoplankton beracun tidak ada,” tegas Hanung Agus Mulyadi, peneliti Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD).
BACA JUGA : Ini Penyebab Kematian Ikan di Ambon
Hal tersebut membuktikan jika kematian ikan tidak ada kaitannya dengan perkembangan fitoplankton di kawasan itu. Namun Hanung menekankan, pernyataan itu masih bersifat sementara. Menurut dia, Kamis esok (19/9/2019) akan ada koordinasi bersama Universitas Pattimura juga Balai Karantina Ikan dan pihak terkait lain untuk menyatukan hasil uji.
Untuk sampel ikan, kerang dan molusca belum membuktikan ada tanda-tanda terpapar cemaran bahan kimia beracun. “Saat ini kami belum punya alat untuk menganalisis kandungan logam berat. Jadi kami kirim ke Jakarta. Hasil tesnya bisa diketahui dari sedimentasi,” akunya.
Hanung menyatakan hasil dari laboratorium pusat dapat menunjukkan ada tidaknya kandungan logam berat pada sedimen. Namun ini, katanya, merupakn hasil sementara. Sampel air dan sedimen juga baru dikirim ke pusat penelitian laut dalam di Jakarta. Dia berharap dari situ, akan terlihat hasil pasti penyebab kematian.
Saat ini mereka juga tengah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk merangkum hasil penelitian tiap lembaga. Tujuannya untuk mendapatkan informasi komprehensif dan menyeluruh dari fenomena yang masih menjadi misteri.
“Yang pasti kami harapkan hasil sementara ini tidak bikin keresahan di masyarakat,” tuturnya. Masyarakat pun dapat kembali memakan ikan seperti biasa sambil menunggu hasil lanjutan dari LIPI pusat. (PRISKA BIRAHY)