TERASMALUKU.COM, HARUKU – Anak-anak pengungsian di Dusun Kodamara Negeri Rohmoni, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah diberikan trauma healing main ular tangga dan dongeng damai.
Mereka diberikan permainan ular tangga raksasa serta mendengar dongen damai oleh Pendongeng Eklin dan Dodi yang digelar oleh yayasan kemanusian asal Maluku Clerry Cleffy Institute (CCI) bersama Yayasan Peduli Inayana Maluku (YPIM), Kamis (6/6/2024).
Ini merupakan kali pertama bagi mereka juga para orang tua ikuti kegiatan serupa di tempat pengungsian.

Pada dua sesi bersama anak-anak itu CCI menggandeng George Manuhua dari Beta Bank Sampah. Pria yang akrab disapa Jo itu membuat ular tangga dengan tema lingkungan. Pada setiap kotak berisi informasi dan edukasi untuk menjaga lingkungan. Meski wajah anak-anak tampak bingung dan asing, namun keceriaan begitu terpancar dari gelak tawa mereka.
Bagaiaman tidak, hidup di lokasi pengungsian yang serba terbatas, minim akses dan jauh dari negeri, membuat mereka Lelah secara psikis dan fisik.
Sayangnya selama berstatus pengungsi, belum sekalipun bantuan pemerintah bagi mereka.
“Belum pernah ada bantuan dari pemerintah. Yang ada Cuma komunitas di kampung dan Clerry Cleffy Institute. Apalagi untuk perempuan dan anak-anak seperti ini,” ucap Baya Salampessy, 35, pengungsi asal Pelauw yang tinggal sejak 2019 pasca-gempa bumi.
Baya, ibu tiga anak itu mengaku melahirkan dua putrinya di lokasi pengungsian. Namun hingga kini belum ada sentuhan pemerintah bagi kaum perempuan dan anak.
Bukan soal sembako atau air bersih. Menurut Baya mereka juga membutuhkan sentuhan kemanusian dan dukungan bagi kaum perempuan.
Kegiatan yang digelar oleh CCI itu kata Baya menjadi obat pelepas stres dan ketegangan. Apalagi anak-anak baru saja mengukuti ujian sekolah. Setiap harinya mereka berjalan kaki naik turun gunung dari lokasi pengungsi ke negeri di pesisir untuk bersekolah.
Satu persatu anak-anak melempar dadu dan menunggu giliran bermain. Mereka melompat, tertawa juga kompak bekerjasama agar tidak kalah dalam permaianan.
Usai bermain ular tangga, anak-anak juga para orang tua dan lansia mendengar dongen damai dari Boneka Dodi.
Pendongeng asal Maluku Eklin Amtor de Fretes mebawakan dongeng tentang makna berbagai dalam kisah bulan yang membagikan cahayanya kepa bintang untuk tetap terang. Anak-anak diberikan kesempatan berinterkasi, berimajinasi dan berbicara.
“Salah satu cara rawat perdamian dengan berbagi. Salah satunya seperti yang dilakukan ibu Dini CCI yang bagikan kelebihannya untuk saudara yang membutuhkan dan di situ ada rasa damai. Tapi juga saat kebutuhan mereka terpenuhi, mereka rasa damai,” sebut pria yang juga aktif sebagai seorang pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM).
Penulis : Editor