MEMILIH jurusan kuliah sering dianggap sebagai keputusan yang menentukan masa depan. Namun, tidak semua orang merasa bahwa pilihan mereka tepat setelah memulai perjalanan tersebut. Banyak yang merasa terjebak atau kehilangan arah. Apakah ini akhir dari segalanya? Tentu tidak! Ilmu adalah pondasi, bukan batasan. Bahkan jika jurusan terasa tidak sesuai, perjalanan belajar tidak harus berhenti.
Setiap orang pernah merasa melakukan kesalahan, termasuk dalam memilih jurusan. Menurut survei yang dilakukan oleh Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017, sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia mengakui bahwa jurusan yang mereka ambil tidak sesuai dengan minat mereka¹. Namun, penting untuk diingat bahwa jurusan hanyalah salah satu jalur menuju keberhasilan. Dunia ini terus berkembang, dan peluang belajar tidak pernah terbatas pada bangku kuliah saja.
Mengapa Salah Pilih Jurusan Bukan Masalah? Jawabannya adalah karena Ilmu Adalah Dasar yang Fleksibel
Jurusan Anda mungkin membatasi apa yang diajarkan secara formal, tetapi ilmu yang Anda dapatkan bisa diaplikasikan ke banyak hal. Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya menjelaskan bahwa “Kekurangan dan kelebihan ilmu harus digunakan sebagai pedoman untuk meletakkan ilmu dalam tempat yang sewajarnya, sebab hanya dengan sikap itulah kita dapat memanfaatkan kegunaannya semaksimal mungkin. Harus kita sadari bahwa ilmu hanyalah sekedar alat, dan semuanya bergantung kepada kita, apakah kita mempergunakan alat itu dengan baik atau tidak. Menolak kehadiran ilmu dengan picik berarti kita menutup mata terhadap semua kemajuan masa kini di mana hampir semua aspek kehidupan modern dipengaruhi oleh produk ilmu dan teknologi. Mereka yang sungguh-sungguh berilmu adalah mereka yang mengetahui kelebihan dan kekurangan ilmu, di atas dasar itu mereka menerima ilmu sebagaimana adanya, mencintainya dengan bijaksana serta menjadikan dia bagian dari kepribadian dan kehidupannya” ².
Mengenai jurusan yang sering dikeluhkan yang berkaitan dengan topik ini, penulis ingin membahas mengenai Jurusan/Program Studi pendidikan matematika. Ketika mendengar kata matematika, banyak yang langsung mengaitkannya dengan rumus-rumus rumit atau soal-soal hitungan yang membingungkan. Namun, pendidikan matematika sebenarnya adalah sebuah fondasi yang melampaui sekadar angka. Matematika mengajarkan cara berpikir logis, sistematis, dan analitis. Kemampuan ini sangat penting di berbagai bidang kehidupan dan profesi. Kuliah pada jurusan pendidikan matematika melatih pola pikir yang bermanfaat tidak hanya untuk bidang teknis, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan karier lintas disiplin ilmu.
Larry Page adalah contoh sempurna dari bagaimana seseorang bisa sukses melampaui batasan jurusan mereka. Ia membuktikan bahwa ilmu pengetahuan, terutama matematika, adalah alat yang dapat digunakan untuk menciptakan dampak besar di berbagai bidang. Dengan memanfaatkan pendidikan dan kreativitasnya, ia menciptakan PageRank yang hingga kini menjadi tulang punggung Google sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. PageRank adalah algoritma inti yang dikembangkan oleh Google untuk menentukan relevansi halaman web dalam hasil pencarian, dengan menilai jumlah dan kualitas tautan yang mengarah ke sebuah halaman, algoritma ini memastikan bahwa pengguna mendapatkan informasi terbaik sesuai dengan kueri pencarian mereka. Larry Page menggunakan keterampilan analitis dan pemahaman mendalam tentang matematika untuk menghadirkan solusi yang berdampak besar di luar bidangnya. Hal ini memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa Pendidikan adalah Pondasi, Bukan Batasan. Apa yang Anda pelajari di perguruan tinggi adalah alat, bukan tujuan akhir. Kemampuan untuk berpikir kreatif dan menerapkan ilmu anda di berbagai konteks, lebih penting daripada sekadar mengikuti jalur linear dari jurusan ke karier. Dengan berpikir diluar kotak atau dalam kondisi Larry Page, berpikir di luar batasan teknik komputer, ia berhasil menghasilkan solusi revolusioner yang mengubah dunia.
Selain itu, di era digital ini, akses terhadap pendidikan sangat luas. Kursus online, seminar, dan workshop memungkinkan siapa saja untuk belajar keterampilan baru, termasuk mengatasi kesulitan belajar matematika. Dengan banyaknya platform edukasi online, kita dapat mengakses metode pengajaran inovatif, video interaktif, dan latihan soal yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Bahkan, fitur seperti tutor online dan pembelajaran berbasis gamifikasi membantu menjadikan matematika yang sering dianggap sulit menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
Lalu, Bagaimana Tetap Belajar Walau Salah Pilih Jurusan?
Beberapa tips yang dapat dilakukan:
• Gunakan waktu di luar kuliah untuk belajar dari sumber lain
• Bangun Jaringan yang bertemu dengan orang-orang dari berbagai bidang yang sama maupun dari bidang yang lain sehingga dapat membuka wawasan dan peluang baru. Jangan ragu untuk bertanya dan belajar dari pengalaman mereka.
• Perkuat Keterampilan Universal. Keterampilan seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan manajemen waktu sangat dibutuhkan di semua bidang.
Menurut penulis, tidak ada jurusan yang sia-sia. Jangan biarkan perasaan salah jurusan menguasai dirimu. setiap langkah yang kamu ambil ibarat membuka pintu ke dunia baru yang lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan, bahkan bisa jadi jalur yang kamu pilih akan mengantarmu ke puncak kesuksesan yang tak terduga!
Salah pilih jurusan adalah tantangan, bukan hambatan. Ilmu yang Anda pelajari di bangku kuliah hanyalah permulaan dari perjalanan yang lebih besar. Jangan takut untuk belajar hal baru atau beralih arah. Ingatlah lagi, ilmu adalah pondasi untuk membangun masa depan, bukan batasan yang mengurung Anda.
Inspirasi: Belajar dari Mereka yang Berhasil Membuktikan bahwa Jurusan Bukan Penentu Akhir Kesuksesan
● Steve Jobs: Belajar kaligrafi meski ia akhirnya mendirikan Apple. Kelas tersebut memberinya wawasan untuk menciptakan desain tipografi yang indah.
● Najwa Shihab: Lulusan hukum yang kini sukses menjadi jurnalis dan pembawa acara.
Referensi:
• https://www.inews.id/news/nasional/survei-87-persen-mahasiswa-di-indonesia-salah-jurusan?utm_source=chatgpt.com#goog_rewarded
• Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hal. 140
Penulis: Hartati Ramli
(Penulis adalah Mahasiswa S3 Prodi Pendidikan Matematika UPI yang sedang mengikuti kuliah Filsafat Ilmu, dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah Prof. Al Jupri, S. Pd., M. Sc., Ph.D)
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow