TERASMALUKU.COM,NAMLEA-Rombongan tim kajian penataan dan pemulihan Gunung Botak yang dipimpin ketua tim dari Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Brigjen Pol. Yanto Tarah dihadang puluhan warga di Desa Wagarnangan Kecamatan Lolong Guba Kabupaten Buru pada Selasa (16/5) malam. Sebagian warga yang menggunakan senjata tajam seperti parang dan kayu memblokir jalan raya yang dilalui iring – iringan kendaraan rombongan ini dengan bongkahan batu besar dan rating pohon.
Suasana sempat tegang ketika warga dengan menggunakan senjata tajam melakukan swiping mencari Ketua LSM Parlemen Jalanan Kabupaten Buru Ruslan Soamole atau Ucok. “Mana Ucok, mana Ucok, kasi turun kaca mobil itu,” teriak warga sambil menghadang iringan mobil yang dikawal mobil patroli Lantas Polres Pulau Buru. Satu persatu mereka memeriksa mobil.
Seorang warga berinisial UN bahkan nyaris memotong Ucok ketika mendapatkan Ucok berada di salah satu mobil. “Kalau berani potong sudah, silahkan,” tantang Ucok saat itu. Warga tersebut dihalau seorang sopir sehingga aksinya terhenti. Warga melampiaskan kemarahan mereka kepada Ucok yang selama ini dinilai getol dibalik upaya penutupan dan penertiban penambang ilegal di Gunung Botak.
Rombongan tim kajian penataan dan pemulihan Gunung Botak ini terdiri dari pejabat Kemenko Polhukam, Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Staf Kejaksaan Agung RI Hendry dan unsur Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku yakni Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar, Kadis ESDM Maluku Martha Nanlohy, Kadis Lingkungn an Hidup Vera Tomasoa, Kepala Biro Hukum Pemprov Maluku Henry M. Far-Far serta sejumlah pejabat Pemprov lainnya.
Tim yang dibentuk Gubernur Maluku Said Assagaff ini dalam perjalanan pulang ke Namlea setelah meninjau Gunung Botak dan melakukan pertemuan dengan warga ada di Dusun Kaku Kolon Desa Parbulu Kecamatan Wailata untuk sosialiasi kelanjutan penataaan dan pemulihan Gunung Botak.

Dalam aksi ini warga juga meminta agar tim kajian memperhatikan aspirasi mereka. “Buka Gunung Botak untuk seluruh warga bisa melakukan aktivitas penambangan, jangan hanya dinikmati sekelompok orang saja,” teriak warga.
Penghadangan rombongan tim kajian Gunung Botak ini berlangsung sekitar 20 menit. Anggota Lantas Polres Pulau Buru yang mengawal rombongan kemudian melakukan negosiasi dengan warga dan membongkar barikade jalan sehingga mobil bisa melewati kawasan ini.Untuk mencegah aksi massa sejumlah aparat Polsek Waeapo berdatangan ke lokasi ini.
Menanggapi aksi penghadangan ini, ketua tim Yanto Tarah yang juga Asdep Koordinasi Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara Kemenko Polhukam bersama staf Kejagung Hendry, langsung meminta Kapolres Pulau Buru AKBP Leo Simatupang untuk mengusutnya. “Ini tidak boleh dibiarkan usut tuntas, mereka menggunakan senjata tajam, sudah mengancam dan membahayakan keselamatan orang lain,” kata Yanto saat bersama Kapolres di Namlea. “Siap kami akan mengusut masalah ini,” kata Kapolres. (ADI)