Perlu Pastikan Kondisi Lahan Warga, Pertanian Siapkan Bibit Untuk Warga Suku Mausu Ane Korban Kelaparan

oleh
oleh
Hans Talahatu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Maluku

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Pihak Dinas Pertanian Provinsi Maluku baru saja berkoordinasi dengan Dirjen Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian terkait kasus kematian tiga orang warga Suku Mausu Ane akibat kelaparan.

Bencana kelaparan di wilayah petuanan Maneo Rendah Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) ini kian menjadi sorotan publik hingga ke meja-meja kementerian terkait. Banjir bantuan logistik terjadi. Semua pihak menunjukkan kesigapan memberi bantuan kemanusiaan bagi warga Mausu Ane. Namun yang menjadi inti masalah belum juga ada solusinya.

BACA JUGA : Perut Warga Terisi, Hama di Suku Mausu Ane Seram Utara Belum Terobati

Sebelumnya Terasmaluku.com sempat mendatangi UPTD BP3 terkait hama yang menyerang kebun warga di sana sebagai pemicu kelaparan warga. Keterbatasan petugas dan area tinggal warga suku di sana, jadi salah satu kendala pemantauan petugas untuk mengendalikan hama. Meski demikian pemerintah tak boleh melupakan akar persoalan yang jadi keluhan warga yang tinggal nomaden dalam hutan di Seram Utara itu.

Hans Talahatu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Maluku tak menampik jika belum ada koordinasi terkait apa yang terjadi di Pulau Seram itu. “Dari kemarin memang belum ada, cuma ini beta terus kontak dinas di kabupaten. Sebab sudah jadi sorotan hingga ke kementerian,” jelasnya kepada Terasmaluku.com saat ditemui di ruangannya siang (25/7). Saat ada korban meninggal akibat kekurangan sumber pangan, tentu mendapat porsi perhatian yang cukup besar. Kinerja dinas dan petugas lapangan di kabupaten pun dipertanyakan.

Menurut Hans pihaknya bakal menindaklanjuti kasus tersebut. Namun dirinya perlu memastikan kondisi dan luas lahan serta jenis tanaman apa saja yang ditanam warga di dalam hutan. Dengan begitu pemberian ‘Obat’ bisa tepat sasaran. Di sisi lain dia menyebut hutan merupakan tempat tinggal babi. Cukup sulit mengatur populasinya. Masyarakat juga kerap memburu babi sebagai sumber pangan.

BACA JUGA :  Lanud  Pattimura Gelar Turnamen Panahan Dalam Rangka HUT TNI AU

Dirinya yang sebelumnya sempat mengunjungi Desa Maneo Rendah saat kebakaran hutan 2015 mengaku babi hutan di sana cerdik. Mereka selalu ada akal untuk bisa masuk ke areal perkebunan warga mencari makanan. Solusi yang paling memungkinkan adalah dibuatkan jebakan berupa selokan yang dalam di sekitar lahan. Sementara hama tikus perlu diberi obat.

Meski begitu solusi tersebut dinilai masih samar, sebab belum ada petugasnya yang berhasil masuk ke dalam hutan dan meninjau sendiri areal kebun warga itu. “Tapi kami sudah siapkan bibit jagung dan singkong bila memereka butuh itu. Saat kebakaran juga mereka minta bantuan dua jenis tanaman pangan itu,” lanjutnya.

Tanaman umur pendek itu diupayakan membantu warga mandiri dalam mengolah hasil kebun. Pasalnya kehidupan warga amat bergantung dengan alam. Bila mereka direlokasi dari hutan akan ada banyak penyesuaian besar besaran. Untuk berkomunikasi saja mereka butuh perantara, apalagi adaptasi bercocok tanam dan sistem sosial masyarakat moderen yang dinilai asing bagi mereka. Kini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pusat agar bantuan dari pertanian tepat sasaran.(BIR)

No More Posts Available.

No more pages to load.