TERASMALUKU.COM,-AMBON-Hari Kemerdekaan membawa berkah bagi sejumlah orang. Kebebasan yang diraih 73 tahun lalu itu tak hanya memberi kepastian keamanan bagi rakyat tapi juga pemenuhan pundi pundi rupiah. Jelang hari besar nasional ada sejumlah orang yang menggantungkan peruntungannya dalam lembaran bendera yang dijajakan.
Bila diperhatikan pada tiap instansi pemerintah, perkantoran, rumah hingga sepanjang jalan berhiaskan bendera. Tapi pernakah berpikir dari mana asal bendera bendera itu. Di sejumlah ruas jalan utama di Kota Ambon berjajar para penjual bendera. Mulai dari Bendera Merah Putih, umbul umbul, bandir hingga backdrop bernuansa kemerdekaan.
Seperti yang dijumpai Terasmaluku.com, Selasa (14/8/2018) di sekitar kawasan Kapaha hingga arah Maluku City Mall terus hingga ke Passo Kota Ambon setidaknya ada 20 penjual bendera. Modelnya sama, jumlah dan harganya pun tak beda jauh. Namun tak banyak yang menyangka, jika para penjual bendera ini merupakan tetangga warga satu kampung di Kecamatan Leles Kabupaten Garut Jawa Barat. “Ini semua bendera dari kampung. Tiap tahun kami pasti pergi ke daerah daerah buat jualan,” ungkap Erwin Gunawan, penjual bendera asal kampunh Leles.
Pria 22 tahun ini sudah 5 tahun jadi penjual bendera. Usai menamatkan sekolah menengah atas, dia lantas membantu orang tua yang berprofesi sebagai pembuat bendera. Profesi yang sama dilakukan anak anak Leles yang lain. Dia tak sendiri, Erwin datang bersama lebih dari 15 orang warga Leles mencoba peruntungan di Ambon.
Dari tangan tangan terampil orang Leles inilah, bendera umbul umbul serta asesoris kemerdekaan disebar ke seantero negeri. Tak terkecuali di wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua. Wajar bila pamor kampung Leles dikenal menasional sebagai Kampung Bendera. Kualitas dan kreasi bendera buatan warga Leles diakui Erwin jadi keunggulan dari bendera yang dibuat di tempat lain.
Di Ambon, peminat bendera dan umbul umbul cukup tinggi. “Banyak yang beli itu. Harganya variasi,” ujar Erwin. Harga umbul umbul dipatok mulai Rp 35.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 75.000 ukuran besar. Menurutnya para pedagang umumnya berjualan sejak awal Agustus hingga 16 Agustus. Usai itu mereka kembali membawa sisa jualan dengan keuntungannya. Memang keuntungan bersih tidak seberapa besar. Rata-rata yang dibawa pulang pedagang sekitar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Itupun jika lancar.
Penjualan di Ambon diakuinya tak sebagus di Papua. Harga bendera bisa dilempar ke pasar dengan harga dua kali lipat dari yang dijual Ambon, dan laris manis. Tahun depan pedagang asal Leles ini bakal menuju daerah lain di Indonesia untuk menggelar bendera produksi rumahan warga Leles . Semua itu dilakukan demi rupiah dan bendera made in Leles dikibarkan hingga seantero Indonesia. (BIR)