TERASMALUKU.COM,-AMBON-Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal membuka pesta paduan suara gerejani (Pesparani) Katolik Nasional pertama di Kota Ambon, Sabtu (27/10/2018). Sebagai gantinya, direncanakan Presiden akan hadir lewat digital atau teleconference.
“Pa Presiden dalam konfirmasi terakhir, tidak jadi datang ke Ambon untuk membuka acara ini (Pesparani). Tapi kabarnya, beliau akan hadir dalam bentuk yang lain melalui digital. Seperti apa, kita tidak tahu,” kata Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) Adrianus Meliala dalam keterangan pers di Lantai II Kantor Gubernur Maluku, Sabtu (27/10/2018).
Meliala mengatakan, LP3KN tidak tahu alasan ketidakhadiran Presiden. Karena pada beberapa minggu lalu, pihaknya sudah mengirim surat kepada Presiden lewat Sekretariat Negara perihal Pesparani dan telah ada tanda terimanya. Setelah itu, lanjut Meliala, pihaknya telah berupaya maksimal melakukan komunikasi dengan berbagai cara untuk memastikan kehadiran Presiden.
Informasi terakhir yang didapat dari pihak istana, menurut Meliala, Presiden telah mengagendakan menghadiri kegiatan di Madiun dan beberapa tempat lain di Pulau Jawa pada waktu bersamaan. “Update terakhir, Presiden menugaskan Menteri ESDM Ignatius Jonan untuk membuka Pesparani, juga Menteri Agama Lukman Hakim Syaiffudin. Yang pasti, tanpa hadirnya Presiden, Pesparani tetap jalan. Memang pasti dari pemberitaan, Presiden sudah tahu kita semua kecewa dan beliau hadir via digital,” kata komisioner Ombudsman RI itu.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Uskup Diosis Amboina, Mgr P.C Mandagi mengatakan ketidakhadiran Presiden ke Pesparani mutlak keputusannya dan harus dihargai. Menurut Uskup ketidakhadiran Presiden harus dilihat secara positif, bukan negatif thinking. Dan siapapun yang ditugaskan adalah hak Presiden.
Sehingga lanjut Uskup tidak bisa disalahkan panitia pusat, daerah dan pemerintah provinsi, karena semua sudah berusaha maksimal. Lagipula berkaca dari Pesparawi nasional tahun 2015, dimana Presiden datang jelang pembukaan, bisa saja hal itu tiba-tiba terjadi di Pesparani tanpa diketahui siapapun.
“Pesparani ini pesta kegembiraan rohani dan harus dinikmati. Ada maksud dan tujuan baik dari ketidakhadiran pak Presiden. Saya terakhir masih komunikasi dengan ajudan. Apalagi harus diingat, ini tahun politik sehingga jangan sampai dikaitkan dan giring hal tersebut dengan politik, Pemilu. Hormati dan hargai saja keputusan Presiden, ada hikmah dan hal positif dibalik itu. Inti PESPARANI, sebagai pesta sukacita, kegembiraan, altar perdamaian dan kerukunan untuk membangun persaudaraan sejati lewat perjumpaan rohani, dari Maluku untuk Indonesia,” kata Uskup, yang didampingi Sekretaris Umum Panitia Peparani, Titus Renwarin. (UAD)