Sejumlah kawasan di Kota Ambon, semarak Natal makin kental terasa. Hiasan dan aneka pohon Natal begitu meriah memenuhi rumah warga, gereja, jalan-jalan utama, gedung perkantoran hingga pusat perbelanjaan. Pada pusat perputaran ekonomi, warga ramai menyerbu untuk berbelanja. Semuanya sibuk karena memang ini waktunya Natal. Natal adalah perayaan umat atas kelahiran Yesus.
Pemerintah Provinsi Maluku dan pemerintah daerah lainnya juga menggelar Safari Natal di sejumlah daerah. Rutinitas tahunan pemerintah ini selain kegiatan religius, juga sebagai ajang menyerap aspirasi warga. Harapannya aspirasi warga itu jangan hanya dicatat saja tapi tentunya harus ditindaklanjuti untuk pembangunan demi kesejahteraan masyarakatnya.
Perayaan Natal digelar pemerintah pada sejumlah daerah di Maluku. Kegiatan ini melibatkan umat agama lainnya. Di pusat Kota Ambon, Chrismas Carol juga dihadirin umat agama lainnya. Kolaborasi apik dan cantik dalam balutan seni jadi acara yang paling dinanti warga kota. Mereka larut dalam kegiatan ini. Tentu saja dengan suasana ini hubungan persaudaraan warga tetap terjalin dengan baik.
Natal juga adalah waktu yang tepat pulang kampung, mengunjungi sanak saudara. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun merantau, bekerja mencari uang, dan saat Natal tiba harus pulang. Saat pulang kampung itulah hubungan sosial, silaturahmi terus terjaga. Karena warga saling mengunjungi satu dengan lainnya. Dengan begitu tentunya persaudaraan dan silaturahmi warga kita makin terjalin kuat. Persaudaraan menjadi sumber kekuatan terutama bagi kita di Maluku untuk membangun daerah.
Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dalam perayaan Natal Pemerintah Provinsi Maluku, Sabtu 22 Desember 2018 mengingatkan perayaan Natal yang penuh kesederhanaan. Umat harus memiliki kepekaan tentang situasi saat ini. Ada berbagai hal yang merisaukan hati selama setahun ini.
Ujaran kebencian yang tersebar melalui lini masa, anomaly politik, dilemma pemimpin bangsa, kasus korupsi hingga bencana tsunami yang baru saja terjadi di Banten. Ada yang kehilangan, pergi tak kembali. Ada yang berpisah untuk waktu yang tak diketahui. Ada yang merayakan Natal dibalik jeruji, atau makan semeja sambil berbagi. Bahkana ada yang tak bisa merasakan damainya Natal sama sekali.
Karena itu mari menyambut Natal dengan kesederhanaan, apa adanya, tanpa pesta pora, bukan hari hura-hura dan mabuk-mabukan. Karena sejatinya Natal adalah peristiwa sukacita atas peringatan kelahiran Sang Juru Selamat yang terlahir dalam keteduhan dan kesederhanaan. Selamat Merayatakan Natal 25 Desember 2018 penuh kedamaiaan. (*)