Dipimpin Profesor, Tim Peneliti Amerika Teliti Gempa Dan Potensi Tsunami di Banda Naira

oleh
oleh
Profesor Ron Harris, peneliti gempa dan tsunami dari Amerika Serikat saat mengambil sampel tanah di Desa Kampung Baru Kota Naira Kecamatan Banda, Maluku Tengah, Kamis (18/7/2019). FOTO : Sarifudin Wala (TERASMALUKU.COM)

TERASMALUKU.COM,-BANDA NAIRA-Enam orang tim peneliti gempa melakukan penelitian tentang gempa berpotens tsunami di Kota Naira Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Enam peneliti itu lima diantaranya dari Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat dan seorang dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Selama 12 harı tim peneliti gempa berpotensi tsunami dari Negara “Pam Sam” dan seorang dari Indonesia melakukan penelitain tanah dan laut di Banda. Tim dipimpin Profesor Ron Harris, peneliti gempa dan tsunami dari BYU Amerika.

Pofesor Ron Harris meneliti tanah di Banda Naira

Tim menggali lubang dan mengambil sampel tanah di sejumlah titik di Banda. Seperti pada Kamis (18/7/2019) meraka menggali lubang dengan kedalam sekitar 2 meter di RT 2 Desa Kampung Baru Kota Naira Banda. Dalam penelitian ini, tim menggunakan sejumlah peralatan, seperti peralatan Vs 30,sonar serta menggunakan drone.

Ron Harris mengatakan sampel penelitian tentang gempa dan potonsi tsunami akan diteliti di Amerika. Hasil akan disampaikan ke masyarakat. Ron Harris meminta masyarakat Banda tidak terpancing dengan isu yang beredar akan terjadi gempa dan stunami di wilayah itu.

“Dari abad 16, 1.600 tahun silam, Banda Naira mengalami 12 kali gempa yang besar dan menimbulkan stunami. Masyarakat Banda tidak boleh terpancing dengan isu yang beredar bahwa akan terjadi stunami,” kata Ron Harris saat ditemui di sela-sela penelitian.

Tim tidak saja melakukan penelitian, namun mereka juga sosialisasi tentang gempa dan stunami di Kantor Kecamatan Banda, sekolah-sekolah bagi warga Banda.

Tim mengkampanyekan jika gempa berdurasi 20 detik ke atas maka diprediksi akan terjadi tsunami. Tsunami sampai daratan butuh waktu 20 menit. Bila terjadi tsunami ketinggian air yang dicapai minimal 20 meter.

Karena itu bila gempa berdurasi 20 menit, warga harus mencari dataran yang lebih tinggi sekitar 200 meter dan berteduh selama 3 sampai 4 jam sampai gempa dan tsunami selesai.

“Warga tetap harus ikhtiar dan waspada, karena gempa bumi yang menyebabkan tsunami kapan terjadinya hanya Tuhan yang tahu,” kata Ron Harris. (Sarifudin Wala)

BACA JUGA :  ACT Rencanakan Pembangunan Shelter Bagi Pengungsi Gempa Ambon

No More Posts Available.

No more pages to load.