MASOHI- MASYARAKAT Negeri Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mengelar tradisi menghantar satu sak semen untuk pengecoran pertama Tiang Kubah Masjid Raya Negeri tersebut pada Minggu (23/4).
Dalam tradisi ini, ratusan warga Negeri Sepa berpakian serba putih mengantarkan satu sak semen dengan tarian hadrah mengelilingi kampung hingga ke lokasi pembangunan masjid raya. Satu sak semen tersebut dibungkus dengan kain putih dan dipikul sejumlah warga secara bergantian. Warga antusias mengikuti tradisi ini.
Tradisi ini sangat penting bagi warga Sepa untuk pembangunan masjid raya, yang menjadi kebanggaan mereka. Apalagi proses renovasi pembangunan masjid ini sudah hampir sepuluh tahun lamanya, sehingga warga meluapkan kegembiraan dalam tradisi ini. Satu sak semen yang diantar warga ini akan digunakan untuk pengecoran pertama tiang kubah masjid raya yang berjumlah empat tiang.
Tarian hadrah bagi warga memiliki makna kesakralan tersendiri mereka. Dimana, dalam tiap kalimat yang dilanjungkan mengandung unsur puji-pujian kepada Sang Pencipta, dan kalimat pujian kepada Rasulullah Muhammad SAW. Seperti kalimat “Iqra Tu Bismillah Qulhuwallah” dan kalimat lainnya yang dinyanyikan dalam tarian hadrah itu.
“Kita Melakukan hadrah ini karena didalamnya banyak terkandung kalimat-kalimat dzikir kepada Allah SWT, dan pujian kepada Rasulullah SAW. Ini juga dilakukan untuk menjaga kebiasaan masyarakat kita dalam segala hal yang berkaitan dengan agama, salah satunya seperti hadrah ini,”kata Imam Masjid Raya Alfalah Negeri Sepa, H. Mahmud Wakano.
Sebelum pengecoran awal tiang kubah masjid dilakukan, warga juga menggelar dzikir dan membacakan doa yang dipimpin penghulu masjid. Raja Negeri Sepa Abdul Rauf Amahoru mengatakan, warga sangat gembira dan antusias menggelar tradisi ini, karena merindukan masjid raya yang representatif bagi negeri mereka.
“Masyarakat sudah lama merindukan proses pemugaran masjid raya ini rampung agar mereka bisa menggunakannya. Sehingga warga meluapkan kegembiraan dengan prosesi ini karena proses renovasi masjid mulai berjalan lagi,” katanya.
Ia menyatakan tradisi mengantarkan satu sak semen ini sudah dilakukan sejak dulu saat pembangunan masjid di Negeri Sepa. Rauf menyatakan, semen diarak dengan hadrah sehingga diharapkan konstruksi bangunan tiang utama kubah masjid yang berjumlah empat kuat dan tahan lama. Selain itu, tradisi juga dilakukan agar budaya seperti ini tetap terjaga hingga turun temurun.
“Kegiatan ini juga dilakukan agar generasi muda sekarang bisa mengetahui inilah yang dilakukan orang tua – tua kita dulu, agar terus dijaga dan dilestarikan sampai anak cucu mereka nanti,”ujar Rauf yang diwakili Sekretaris Negeri Abdullah Sopalatu. Usai pengecoran pertama empat tiang utama kubah masjid, akan dilanjutkan dengan pengecoran selanjutnya menggunakan semen yang banyak juga. (MQR)