TERASMALUKU.COM,-AMBON-Hal baik bila disampaikan dengan baik pasti berbuah baik. Menanamkan nilai perdamaian sejak dini bagi anak-anak pun perlu dilakukan dengan cara yang tepat. Konsep perdamaian haruslah dibuat dengan lebih sederhana dan apa adanya. Perbedaan perlu dilihat sebagai keunikan yang menyatukan bukan sebaliknya.
Hal itulah yang nampak dari puluhan anak dari dua wilayah bertetangga, Desa Amahusu dan Airsalobar Kecamatan Nusaniswe Kota Ambon yang larut dalam acara “Anak Maluku Basudara” yang digagas Korem 151/Binaiya dalam rangka Bulan Suci Ramadhan Korem 151/Binaiya bersama Ambon Sailing Community (ASC), Rabu (30/5/2018).
Kegiatan yang bertempat di Masjid Baitul Makmur Air Salobar itu mengajak anak-anak untuk lebih dekat satu sama lain meski punya latar belakang agama yang berbeda. Danrem 151 Binaiya Kolonel Infantri Christian Kurni Tuhuteru menyebut nilai-nilai kebaikan dapat dimengerti oleh anak-anak bila disampaikn dengan cara yaNg mereka suka.
Salah satunya melalui dongeng damai yang dibawakan oleh Ekleen de Fretes dan Dodi si Boneka Tangan dari Komunitas JMP yang ikut mengisi acara bersama jelang berbuka puasa itu. “Ternyata Anak-anak antusias sekali dan suka. Ngajar tentang damai dan persaudaraan dengan cara yang lebih sederhana tapi yang penting mereka paham,” sebutnya usai kegiatan dan berbuka bersama di halaman masjid.
Dirinya mengaku takjub dengan antusias anak-anak dalam menyimak setiap cerita yang kaya akan nilai damai persatuan dan persaudaraan yang kuat. Danrem menyontoh saat anak- anak bisa mengulang kembali tiap adegan dalam cerita yang dibawakan oleh Ekleen dan bone tangan miliknya itu. Nilai kebaikan melalui cerita sederhana seorang anak bernama I yang menyayangi binatang dan ayahnya yang digambarkan sebagai seorang anggota TNI yang juga menyayangi binatang peliharaan tersebut.
Menurutnya apa saja dapat diajarkan bagi anak. Namun yang perlu diingat medium dan cara yang dipakai harus tepat. Dia tak menampik suatu saat bakal ada dongeng dengan nilai atau muatan berbeda yang bakal ditularkan bagi generasi muda. “Sempat kepikiran tapi belum tahu mau dibuat apa. Yang jelas ini cara yang menarik dan tepat. Anak-anak nggak bosan atau jenuh sama sekali,” lanjutnya.
Nicko Tulalessy, Ketua ASC menambahkan kegiatan itu merupakan inisiasi bersama yang digarap sekitar sebulan lalu. Kegiatan itu tak sekadar mengumpulkan anak dari dua wilayah dan latar belakang berbeda. Namun menyemai bibit perdamaian untuk dijaga awet hingga nanti.
Seperti yang terlihat dalam acara “Anak Maluku Basudara ini, anak-anak dari Desa Amahusu tampak tak canggung masuk, bernyanyi dan berpegangan tangan bersama dengan anak-anak di Air Salobar. Mereka secara bergantian membawakan lagu-lagu bernuansa ramadhan dalam bahasa Arab. Kelompok hadrat tak lupa menjadi pengiring yang manis saat anak-anak dari Air Salobar mulai bernyanyi.
Usai itu anak-anak dari Amahusu mendendangkan lagu Berbahasa Arab dengan lihai. Lagu berjudul Kun Anta yang berarti jadilah diri sendiri itu merupakan lagu yang sempat tenar pada 2015. Lagu yang dibawakan penyanyi asal Kuwait Humood Alkhudher dinyanyikan ulang oleh anak-anak dari Amahusu di teras masjid. “Latihan lagu ini cuma sehari. Katong (guru) pikir nanti susah ternyata anak-anak sangat gampang mengikuti lagu ini,” ucap Evie Latumeten, guru Bahasa Inggris SD Inpres 48 Amahusu. (BIR)