TERASMALUKU.COM,-AMBON-Maluku salah satu daerah penghasil ikan besar di Indonesia. Puluhan ton ikan dari perairan di Maluku jadi komoditas unggulan ekspor bidang perikanan hingga ke negara-negara maju di Asia pun di Amerika. Jepang dan Hongkong dua negara di Asia yang jadi importir langganan ikan-ikan dari Maluku.

Sayangnya kini dua negara tersebut tengah dilanda krisis juga kestabilan ekonomi. Pasokan ikan serta demand pun perlahan melemah. Sementara produksi ikan di daerah melimpah. Jalur-jalur perdagangan baru pun harus dibuka. Apalagi terdapat tiga dari 11 wilayah potensi perikanan besar ada di Maluku.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi menilai hal ini harus segera dicari win-win solution. “Kita penghasil ikan, tapi kondisinya saat ini presentasi orang lanjut usia (Lansia) di Jepang lebih tingg dari usia produktif,” beber Bambang kepada Terasmaluku.com usai kegiatan diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional triwulan 1 2018 di Ballroom The Natsepa Eesort and Conference Ambon, Kamis (28/6/2018).
Populasi warga yang berusia lanjut di Jepang mencapai puncak kekhawatiran. Sementara anak muda dan warga usia produktif tidak bertambah. Faktor ekonomi serta kesejahteraan warga berdampak besar terhadap konsumsi ikan. Demand dari negara berkurang.
Hal ini yang diperkirakan menurun pada triwulan kedua, menyusul Hongkong. Menurut Pramasudi, terjadi perlambatan kinerja ekonomi di Hongkong. “Hongkong itu mengikuti Tiongkok. Jadi sangat berpengaruh,” lanjutnya. Menurut Bambang pergerakan ekonomi serta impor dipengaruhi kestabilan pasar dan ekonomi Tiongkok. Hal tersebut yang diramlakan berpengaruh pada distribusi ikan.
Berdasar hitung-hitungan yang dilakukan pihaknya, salah satu solusi yang paling masuk akal yakni melebarkan sayap distribusi dan ekspor ke negara lain. Selain Jepang dan Hongkong, Amerika dan Vietnam juga menjadi importir ikan dari tiga wilayah perairan di Maluku. Ekspansi ke negara maju dipercaya akan menyelamatkan kondisi tersebut.
Rekapitulasi data BI, perlambatan kinerja ekspor komoditas unggulan di Maluku mencakup beberapa item. Komposisi nilai ekspor pada triwulan 1 2018 yakni komoditas kayu olahan sebesar 27,75 persen, disusul mutiara 22,45 persen, ikan olahan 18,03 persen udang segar dan beku 17,23 persen.
Baru kemudian ikan 6,36 persen, ganggang laut 3,30 persen dan ekspor komoditas terendah yakni rempah rempah 1,37 persen. Pemerintah harus bertindak cepat. Kerjasama dan kestabilan daerah diharapkan menarik investor untuk mengembangkan usaha dari hasil laut khususnya ikan. (BIR)