Sanca Batik Ditemukan Warga di Ambon Dalam Keadaan Lemas

oleh
oleh
Warga yang kali pertama menemukan ular mengamankannya di kawasan Kapaha Kota Ambon dan menunggu petugas BKSDA membawanya, Selasa (17/7/2018). FOTO : ISTIMEWA

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Seekor ular sanca ditemukan warga Kapahaha Selasa dini hari (17/7/2018). Ular yang diidentifikasi sebagai sanca batik ini kedapatan sedang melintas di sekitar rumah warga di kawasan bekas Hotel Monalisa, Kelurahan Pandan Kasturi Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Beruntung warga yang pertama kali melihat langsung mengambil ular untuk diamankan.

Berdasar video rekaman amatir warga, terlihat ular sepanjang 2.80 meter dan berat 6 kilogram itu diamankan hingga Selasa pagi di atas tapalang di Jalan Kapaha sebelah Taman Australia. Warga pun langsung menghubungi petugas terkait untuk membawa ular tersebut. “Warga yang menelepon agar ular ini diamankan sebab cukup meresahkan,” ujar Tri Heni Kuswoyo, Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku kepada Terasmaluku.com saat ditemui di kantornya Selasa (17/7/2018) siang.

Pihaknya sangat mengapresiasi sikap tanggap warga yang segera menelepon petugas. Menurut Tri saat ditangkap ular sanca dalam keadaan cukup lemas. Kawasan Kapaha menjadi habitat hidup si ular. Selain area permukiman, di situ juga tumbuh lebat pohon dan rerumputan. Berdasar pengakuan warga, diduga si predator yang bisa mencapai panjang 10 meter itu sedang keluar mencari makan. “Namun kita tidak bisa pastikan dia lemas karena lapar atau apa,” lanjut dia.

Ular bernama latin python reticulatus tersebar di Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Sebelumnya seekor sanca batik menelan manusia di Sulawesi Tenggara. Peristiwa itu sempat heboh di berbagai pemberitaan media maupun linimasa. Bahkan dalam 2018 tercatat ada sekitar 4 kasus penemuan ular sanca batik yang terekam pemberitaan media nasional. Seperti penemuan sanca batik di genteng rumah warga, di Toilet, Kompleks Bulog Cirebon dan di Saluran air di kawasan padat Petamburan Jakarta.

Dalam rantai makanan, ular sanca batik di Sulawesi itu menempati urutan teratas. Biasanya ular tak berbisa itu mamangsa mamalia besar dengan melilitkan tubuh dan meremukan tulang mangsa, baru kemudian ditelan utuh. Setelah itu proses mencerna makanan berlangsung 1 hingga dua minggu.
Peristiwa ular menelan manusia salah satunya disebabkan adanya rantai makanan yang terputus. Apalagi habitat hidupnya makin tergerus pembangunan. “Kami akan periksa dulu kondisinya kemudian memberi makan hingga benar-benar kenyang,” tegasnya. Usai itu barulah sanca batik dilepasliarkan ke hutan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.(BIR)

No More Posts Available.

No more pages to load.