TERASMALUKU.COM,-AMBON-Kemunculan gas alam di Desa Reyamru Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Maluku bukanlah hal baru. Usai didatangi oleh pihak Dinas ESDM Provinsi Maluku fenomena alam itu telah disampaikan ke pusat untuk ditindaklanjuti.
Max Millian Poceratu, staf ESDM Provinsi Maluku yang mendatangi lokasi mengatakan pihaknya baru saja bersurat terkait hal itu. “Kami sudah bersurat ke Kementerian ESDM biar segera diambil sampelnya,” jelasnya kepada Terasmaluku.com (31/7/2018).
BACA JUGA : Sumber Gas Alam Ditemukan di Kei Besar Malra
Semburan gas yang muncul di Desa Reyamru berada di dua lokasi. Yakni di dalam kebun milik warga dan di sela bebatuan tepi pantai. Menurut Max selama ini belum pernah ada korban akibat gas yang muncul sejak tahun 50an itu meski tidak beraroma.
Hanya penah sekali waktu area kebun terbakar. Diduga akibat adanya pemantik seperti puntung rokok yang tanpa sengaja dibuang dekat sumber gas. Untuk mengetahui potensi gas, pihaknya bersurat agar segera dilakukan pemeriksaan. Pasalnya selama rentan waktu dari 60 tahun itu belum ada penelitian terkait gas.
Alumnus Geologi UPN Jogja itu menjelaskan dua lokasi semburan gas diyakini bersumber dari sumber gas alam atau petrogenik. “Sumber gas ada dua. Biogenik itu berasal dari sisa tanaman yang mati dan berada pada cekungan kecil. Sementara petrogenik sumbernya besar, lapangan gas,” jelasnya.
Kuat dugaan gas yang ditemukan warga merupakan gas petrogen mengingat jumlahnya yang banyak dan tak padam sejak puluhan tahun lalu. Namun tentu hal itu perlu pembuktian ilmiah. Dengan begitu dapat diketahui luasan sumber gas hingga jenis gas yang ada di alam.
Dibutuhkan sampling gas, bebatuan serta udara di sekitar lokasi untuk memastikannya. Kini pihak ESDM Maluku tinggal menunggu kedatangan tim dari Jakarta. Terdapat sekitar 11 cekungan sendimen yang berpotensi sumber gas. Namun umumnya berlokasi di dasar laut. Besar kemungkinan sumber gas yang ditemukan itu dapat dikelola dalam skala besar.(BIR)