TERASMALUKU.COM,-AMBON- Tujuh organisasi menggelar trauma healing bagi para siswa korban konflik tiga desa di Serab Bagian Barata (SBB). Kegiatan itu belangsung di Negeri Hualoy dan Tomalehu Kecamatan Amalatu, Senin (5/8/2019).
Organisasi yang terlibat antara lain Non-Violent Study Circle (NVSC) atau Lingkar Belajar Anti Kekerasan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pattimura Ambon, PieceGen (Generasi Perdamaian), Kopri PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Garda NKRI, Forum Mahasiswa Hualoy-Tomalehu dan Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Hualoy (HIPPMAH) Ambon.
“Ketika teman-teman melihat sekolah terbakar dan kondisi siswa-siswi di Negeri Hualoy dan Tomalehu, akibat konflik tiga negeri bertetangga, mereka merasa simpati dengan pendidikan di sana. Untuk itu mereka datang untuk mengisi berbagai kegiatan termasuk trauma healing,” kata Koordinator tim, Saddam Malik Tubaka, Senin (5/8/2019).
Kegiatan bertema ‘Peduli Pendidikan’ itu, mencakup tak hanya trauma healing tapi juga penyerahan sejumlah buku bagi para siswa. Dengan bagitu bahan bacaan dan literasi bagi para siswa dapat berjalan dengan baik.
Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kairatu, Hamrat Hehanussa mengaku, anak-anak didiknya saat ini dalam kondisi trauma. Karena itu dibutuhkan penanganan holistic bagi mereka. “Harus ada trauma healing, agar mereka tetap stabil dan terhindar dari hal-hal negatif,” katanya.
Dia berharap, kegiatan tersebut dapat terus dilakukan pada masa-masa mendatang. Sehingga ketiga desa bertetangga di Pulau Seram juga bisa menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
Kegiatan ini didukung oleh Yonif Satgas Raider 136 Tuah Sakti, Kementerian BUMN RI, Yayasan BUMN Hadir Untuk Negeri dan Madani Research and Consulting. (PRISKA BIRAHY)