TERASMALUKU.COM,-AMBON-Tak banyak perempuan yang duduk di posisi strategis memegang jabatan penting di arena perpolitikan. Baik peserta, penyelenggara atau pengawas.
Salah satunya, Tuti Usman Marasabessy, yang menduduki jabatan Ketua Badan Pengawas Pemilu (BAWASALU) Maluku.
Astuti Usman Marasabessy, adalah sosok perempuan yang cukup tangguh, di usia menjelang 20 tahun dia sudah memulai karir sebagai relawan pemilu. Maka tak heran jika di usianya kini dia bisa menduduki jabatan strategis sebagai Ketua Bawaslu Maluku.

Lahir di Tidore, Maluku Utara, Astuti kelahiran 12 April 1976 ini sudah terbiasa hidup mandiri. Berusaha di atas kaki sendiri, bahkan membiayai kuliahnya sendiri hanya dengan berjualan kue.
Terbiasa menjadi leader bagi diri sendiri membuatnya aktif di berbagai organisasi. Segala rupa organisasi ia jajal, OSIS, Pramuka, HMI bahkan Senat mahasiswa di kampusnya IAIN Ternate.
Di kampus ini ia mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, ia lulus tahun 2000. Lantas mengambil gelar magister hukum di Universitas Pattimura Ambon dan lulus tahun 2011.
Memulai karir sebagai penyelenggara pengawas dari tingkat bawah. Tahun 1999 perempuan yang akrab disapa Tuti ini, menjadi anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) tingkat kelurahan di Mareku, Maluku Utara, pada tahun 1999.
Tuti kemudian menikah dan pindah domisili ke Kota Ambon karena mengikuti suaminya Nasit Marasabessy. Di Ambon, Tuti tak berhenti melakukan aktifitasnya.
Tahun 2004, ia menjadi anggota Panitia Pemilihan Setempat (PPS) Desa Batumerah. Hingga masuk sebagai anggota Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Sirimau tahun 2007.
Karena focus menjalani karir di dunia kepemiluan dari tingkat desa, Tuti akhirnya berhasil melenggang sebagai komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Maluku Tengah untuk periode 2009 sampai 2013.
Proses panjang ini tak berakhir di 2013. Ia kemudian mengikuti bursa pencalonan sebagai pengawas pemilu di Bawaslu Maluku tahun 2017 sekali seleksi ia berhasil lolos dan menjabat sebagai Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa.
Hingga akhirnya menjabat sebagai Ketua Bawaslu Maluku tahun 2021 hingga September 2022 mendatang.
Tuti juga memiliki segudang prestasi di luar focus utamanya, kepeduliannya pada anak dan perempuan mengantarya menjadi Program Manager Unicef perwakilan Ternate.
Membentuk Yayasan Daulat Perempuan Anak di Wilayah Provinsi Maluku Utara dan menjadi direktur di yayasan ini, menjadi coordinator program UNDP Perwakilan Ternate. Dan banyak lagi.
Bagi Tuti perjalanan panjang di dunia kepemiluan ini merupakan panggailan jiwa, saat Ngobrol Bareng Terasmaluku.com edisi Hari Perempuan Sedunia atau World Womens Day, Selasa (8/3/2022) Tuti mengakui beratnya perjuangan yang ia jalani.
‘’Mulai dari terror, ancaman fisik, bahkan tindak kekerasan apapun sudah pernah dijalani, saya hanya berpegang pada prinsip menjalankan tugas dengan penuh integritas,’’ tegas Tuti.
Bagi Tuti seberat apapun medan yang harus dihadapi tapi meyakini bahwa dia tetap jalur yang benar maka segala hal bias dia lewati.
Menurut Tuti, bagimana mungkin demokrasi bisa tegak jika dirinya sebagai perempuan tidak menguatkan integritas untuk menjalankan prinsip dengan benar sehingga mampu menjalankan amanah rakyat dengan baik.
‘’Pemilih perempuan di Maluku ini lebih banyak dari laki-laki, jika saya tidak mampu mengawal suara perempuan agar tidak disalah gunakan lantas siapa yang bisa melakukan ?,’’ tanyanya.
Baginya mencerdaskan perempuan melek politik dan melek hak suara adalah tugas penting yang harus ia tunaikan. ‘’Perempuan harus mampu bersuara,’’ katanya mengingatkan perempuan akan haknya.
Tuti mengaku jalan panjang masih harus ia lalui, Pemilu 2024 adalah salah satu yang terberat yang harus ia dan anggota Bawaslu Maluku lainnya harus hadapi. Berat karena Maluku masuk salah satu yang cukup rawan sesuai survey Bawaslu RI.
‘’Menjaga agar proses pemilu tanpa kecurangan itu tugas kita bersama maka penting agar semua pihak mau terlibat,’’ harapnya. (Insany)