WC Tanpa Penampung Masih Aktif, Pemkot Tutup Toilet Pribadi

oleh
WC pribadi milik Haji Amir pada bagian penjualan daging sapi belum dapat digunakan usai disegel oleh dinas terkait awal pekan lalu (1/7). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM,AMBON,  – Sampai saat ini satu toilet pribadi di pasar ikan Arumbai, Mardika masih digembok. Sementara toilet yang dibangun bersamaan dengan pasar dan diyakini tidak tersedia tangki penampung masih aktif digunakan.

Toilet itu berada tak jauh dari pintu masuk Pasar Arumbai. Lokasinya di tengah dan tidak tampak tulisan toilet atau WC yang mencolok di situ. Namun para pedagang terlihat sibuk masuk dan keluar salah satu fasilitas yang ada di dalam pasar ikan.

Aktifitas pedagang di pasar ikan Arumbai, Mardika Ambon

Pedagang pasar kerap menggunakannya untuk keperluan mandi, cuci, dan membuang hajat. Latifa Marasabessy, penjaga toilet mengatakan jika itu merupakan toilet milik pemerintah.

Toilet itu sudah ada sejak pembangunan pasar Arumbai pertama kali. “Sudah ada sekitar 20 tahun kapa. Su lama. Ini punya pemda yang dong bangun,” jelasnya kepada wartawan saat ditemui siang tadi (1/7/2019).

Awal pekan lalu, pemerintah kota turun dan meninjau tiga WC di pasar tersebut. Dua merupakan WC umum dan satu pribadi. Mereka, katanya, juga mendatangi toilet tersebut namun tidak ada penyegelan. Padahal toilet itu justru tidak memiliki tangki septik atau tempat penampung tinja.

Beberapa pedagang ikan dan daging di pasar yang diwawancarai terpisah memberikan komentar serupa akan hal itu. Mereka meyakini toilet yang disebut plat merah itu justru yang tak punya tempat penampung kotoran. Dan pemerintah tidak menutupnya. Sedangkan toilet yang baru dibangun pada sisi pintu keluar pasar dilengkapi penampung kotoran.

Salah seorang pedagang ada yang spontan mengatakan jika kotoran langsung ‘nyempulng’ ke laut di bawahnya. “Iya di sini seng ada septic tank. Akang langsung keluar begitu sa ke laut,” aku perempuan yang berjualan ikan tiap harinya itu. Meski begitu, saat kunjungan lalu pemerintah tidak menggembok satupun ruang toilet di sana.

Mereka malah menggembok satu toilet pribadi milik Haji Amir pada bagian penjualan daging. Haji Amir sengaja membangun toilet di situ sebagai penolong saat sedang bekerja malam. Rerata toilet di dalam pasar tutup lebih awal. Atau sekitar pukul 21.00. Sedangkan dirinya masih bekerja hingga subuh.

“Kalau beta kerja malam lalu poro sakit mau buang air di mana. Toilet su tutup. Jadi beta bikin beta pung sendiri,” jelas Amir. Karena itu dia mempertanyakan penutupan toilet miliknya di pasar Arumbai. Dia heran dengan sikap pemerintah yang tidak beralasan.

Amir memang terbuka soal toiletnya yang tidak punya tempat penampungan. Namun dia menyoalkan kenapa hanya toilet miliknya yang ditutup sedangkan toilet yang dibangun bersamaan dengan Pasar Arumbai masih dipakai hingga saat ini. Dia berharap pemerintah tidak hanya menyegel tapi memberi solide bagi mereka. Seperti membantu pembangunan tangki septik yang memadai.

Para pedagang beraktifitas setiap hari seperti biasanya. Ikan-ikan yang masuk, diberishkan dengan air laut sebelum dijual. Mereka membantah jika ada bakteri yang menempel pada jualan mereka. Menurut pedagang ikan pasti akan dibersihkan di rumah sebelum digunakan.

Seorang pedagang penjaga toilet di pasar Arumbai mengaku toilet yang dibangun pemerintah itu tidak miliki septic tank

Para pedagang mengeluh, penutupan dan kabar dugaan bakteri membuat penjualan mereka sempat sepi. Padahal selama ini tidak ada keluhan apapun. Toilet yang dimaksud pun hanya ada tiga di pasar. Sedangkan di pesisir pantai Mardika, puluhan rumah panggung ilegal berdiri dengan toilet gantung.

Pemerintah diharapkan lebih bijaksana dan terarah sebelum ada penertiban. Respon cepat usai ada pemberitaan, harusnya dibarengi dengan strategi penataan matang, dan tidak menutup toilet pribadi tanpa solusi. (PRISKA BIRAHY)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.