TERASMALUKU.COM,-MASOHI-Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Tunas Madani dan Intensive Course (IC) Education Institute teken kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Intensive Course (IC) Education Institute, Morat Salampessy dan Ketua PKBM Tunas Madani, Hadijah Tuasikal di Ruang PKBM Tunas Madani, Kelurahan Lesane, Kecamatan Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Kamis (20/2/2025).
Ketua PKBM Tunas Madani, Hadijah Tuasikal mengatakan, pemerataan pendidikan ini merupakan program luar biasa dari pemerintah untuk menyelamatkan generasi bangsa, dalam hal ini generasi putus sekolah.
“Tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar dari kami menerima siswa yang berusia di atas 20 tahun. Namun, tahun ini kami tidak menerima lagi kelompok usia tersebut karena sudah dibatasi. Sebab, berdasarkan petunjuk teknis dari kementerian, pendidikan setara diperuntukkan bagi mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Kemarin, yang terakhir adalah yang berusia 21 tahun,” kata Hadijah.
Sementara itu, dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang saat ini tengah berlangsung di Jakarta pada 19-21 Februari 2025, menurutnya, akan dibahas batasan usia yang ditetapkan pemerintah.
Saat ini pemerintah memiliki beberapa program yang baru saja dicanangkan pada 2023-2024, di antaranya program ujian kesetaraan, program ujian penilaian, dan program ujian pendidikan kesetaraan. Namun, hal tersebut sangat sulit dilakukan di lembaga karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Karena apa? minimnya sarana komputer dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun lembaga PKBM. Oleh karena itu, PKBM Tunas Madani terus berupaya bagaimana peserta didik dapat mandiri dalam mengelola komputer.
“Pendidikan Tunas Madani telah meluluskan peserta didik sejak 2017 hingga sekarang. Dan alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan, karena ada yang melanjutkan pendidikan tinggi di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Yogyakarta dan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir,” ungkapnya.
Kendati memiliki hasil yang baik, lembaga ini belum pernah menerima kucuran dana dari daerah. Namun, bantuan yang ada hanya dari Ditjen Dikdasmen, itu pun jarang.
“Kalau bantuan dari pemerintah daerah, belum pernah ada sama sekali. Beberapa waktu lalu, kami sudah bertemu dengan Ketua DPRD Maluku Tengah. Beliau kaget waktu kami sampaikan. Namun, beliau berjanji akan kami (DPRD) anggarkan tahun depan,” kata Hadijah.
Hal senada juga disampaikan Direktur Intensive Course Education Institute Morat Salampessy terkait MoU di bidang komputer dan bahasa Inggris ini. Ini merupakan langkah yang paling tepat karena siswa diajarkan cara menggunakan Microsoft Word, PowerPoint, Microsoft Excel, internet dan lain sebagainya.
“Ini bagus sekali, semua siswa yang belajar bersama kami. Mereka belajar selama satu bulan, satu bulan itu mereka belajar tentang IT,” kata Morat
Setelah belajar selama satu bulan para siswa tersebut diberikan sertifikat kompetensi. Dikatakannya, ada tiga sertifikat kompetensi yakni satu sertifikat lokal dan dua sertifikat nasional, sertifikat tersebut berada pada level III industri.
Tak hanya itu, Morat mengatakan mahasiswa juga dipersiapkan untuk pengalaman kerja. Para mahasiswa terjun ke lapangan dengan melakukan magang di perusahaan dan kantor yang telah menjalin kerjasama dengan lembaga ini.
Penulis Nair Fuad