Film Karya Mahasiswa IAIN Ambon Masuk Nominasi Youth Sinema Awards

oleh
oleh
Ali Bayanudin Kilbaren

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Film Dokumenter Pendayung Terakhir,  yang disutradarai Ali Bayanudin Kilbaren lolos proses kurasi di Youth Sineas Awards (YSA). Film yang diproduksi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon tersebut lolos bersama enam film dokumenter dari enam provinsi lainnya di Indonesia. “Bahagia film ini bisa lolos. Film ini berhasil karena kerja sama teman-teman di jurusan jurnalistik IAIN Ambon,” kata Ali kepada Terasmaluku.com, Senin (3/9/2018).

Ali mengatakan Film Pendayung Terakhir  berdurasi 17 menit 5 detik ini sebelumnya mengikuti proses kurasi. Dari 29 film yang dikurasi dari sebelas kota dan enam provinsi di Indonesia, Film Dokumenter Pendayung Terakhir lolos bersama lima film lainnya.

Lima film itu yakni, Cepek Dulu Dong, Lethek, Belangrijke Wegen, Selambu Ireng dan Kopi Nak Lingsir. Enam film ini selanjutnya akan disertakan dalam penilaian oleh dewan juri untuk menentukan nominasi dan pemenangnya. “Saya harap ada adik-adik jurnalistik bisa seperti ini. Terus belajar dan bisa membawa nama baik IAIN Ambon,” kata Ali

Sebelumnya, beberapa penghargaan telah diraih film yang mengisahkan tentang kehidupan Arif (71), seorang kepala rumah tangga yang mengais rezeki dengan menjadi pedayung tradisional di bawah Jembatan Merah Putih (JMP) rute Desa Galala menuju Desa Poka Kota Ambon.

Namun  Arif bersama 200 pendayung lain yang sejak tahun 1959 telah mengantungkan hidupnya dengan mendayung harus berbagi hasil jatah penumpang sejak Ferry rute Poka-Galala beroperasi. Belum lagi, pada April 2016 lalu, Presiden RI Joko Widodo meresmikan mega proyek  JMP.

Meski memberikan kemudahan bagi warga kota, disisi lain, keberadaan jembatan terpanjang di Indonesia timur itu membuat penghasilan Arif dan pendayung perahu lainnya menurun drastis. “Bapak Arif adalah salah satu dari 200 pendayung lainnya yang masih aktif dan kita ambil sebagai contoh. Jadi saya pikir ide kontradiksi antara pembangunan dan kelayakan hidup masyarakat kecil yang buat juri tertarik,” ujarnya.

Sebelumnya, Tahun 2017 lalu, Film Pendayung Terakhir berhasil menyabet juara I pada Festival Animation dan Film Festival Ucifest 8, Universitas Multimedia Nusantara, Bandung Independent Film Festivaal (BIFF),  Festival Film Jambi (FFJ). Serta Juara dua di Malang Film Festival (Mafi Fest) tahun 2018. (IAN)

No More Posts Available.

No more pages to load.