TERASMALUKU.COM – Alam di Kepulauan Banda menyimpan potensi kerajinan besar. Bila menyusuri jalanan di Banda Neira, kita akan jumpai kios kecil yang menjual cinderamata unik yang organik. Kalung buah kenari dan cincin tempurung kelapa misalnya. Nah, ada sekumpulan anak muda yang menyulap limbah itu jadi barang bernilai jual.
Mereka tergabung dalam LSM Buka Mata asal Kampung Baru Banda Neira Maluku Tengah. Saat ditemui di base camp di Jalan Namanggoro RT 01 Kampung Baru, mereka tengah membuat kalung dan cincin
“Bahannya dari limbah. Buat kalung dari buah kenari muda kalau cincin dari tempurung kelapa dan tempat kartu sim bekas,” kata Sarifudin Wala atau Mamet, ketua LSM Buka Mata saat ditemui di sekretariat mereka Kamis (25/10).
Untuk membikin aksesoris kalung dan cincin butuh waktu cukup lama. Itu lantaran peralatannya manual dan seadanya, hanya gergaji dan amplas. Buah kenari terlebih dulu dibersihkan kemudian dipotong dengan gergaji sesuai ukuran dan bentuk. Setelah itu diamplas biar permukaannya halus.
Sama halnya dengan cincin dari tempurung. Namun ada satu bahan lain yang tak lazim dipakai. Yakni bekas kartu sim. Bahan solid berwarna putih itu dipakai sebagai aksen di tenagh lingkaran cincin. “Itu bukan cat. Katong pakai bekas tempat kartu sim,” katanya menarngkan.
Awalnya bagian tengah cincin digergaji. Tujuannya memberi ruang untuk meletakan lingkaran kartu sim. Setelah itu kartu dipotong melingkar mengikuti ukuran cincin. Setelah pas barulah cincin diamplas agar rata.
Idealnya pekerjaan itu menggunakan mesin gerinda biar mendapat hasil polesan mulus. Sayangnya mereka tekendala masalah biaya. “Katong seng ada dana untuk itu jadi pakai manual dulu sambil usaha biar dapat mesin gerinda,” imbuh bapak satu anak itu.
Bersama anggota lain tiap hari mereka mengamplas buah kenari sampai licin sebelum diberi cat pelapis. Dalam sebluman mereka hanya mampu hasilkan tiga sampai enam buah cincin dan kalung. Untuk saat ini asesoris itu belum diproduksi masal. Menurut Memet mereka berupaya mendapat dukungan finansial untuk pengembangan usaha.
Anak-anak LSM Buka Mata itu berencana menjual karya mereka saat perhelatan besar Pesta Rakyat Banda November nanti. Hasil penjualan bakal dipakai sebagai dana operasional mandiri LSM. “Untuk saat ini operasional katong dari jualan itu atau bantuan orang. Kalau ada mesin pasti bisa banyak,” harap pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengojek itu.(PRISKA BIRAHY)