Contoh Padang, Sekot Ajak Warga Ambon Tanam Sayur Tekan Inflasi

oleh
Sekot Ambon dalam Rakorda Tim Pengendali Inflasi Daerah ajak warga tanam sayur sebagai langkah tekan inflasi daerah di Maluku (30/4). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM  – Pemerintah kota mendorong warga mulai gerakan menanam sayur. Kemudahan mengakses bahan makanan tanpa biaya disebut mampu menekan angka inflasi daerah seperti yang dilakukan di Padang.

Sekretaris kota Ambon A.G Latuheru menyebut Padang merupakan kota dengan inflasi terendah tahun 2018. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah yakni dengan mewajibkan para pegawai menanam sayur di pakarang.

“Bayangkan satu pegawai tanam 20 sayur di polybag, sudah berapa banyak sayur yang bisa dia panen tanpa perlu beli,” ungkanya saat memberi pemaparan inflasi kota pada Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) Tim Pengendalian Inflasi Daerah bersama Tim Kementerian Perdagangan Republik Indonesia di Lantai 7 Kantor Gubernur Maluku pagi (30/4).

Hal serupa ingin diterapkan di Ambon. Dia menjelaskan sayuran yang di tanam di dalam polybag amat membantu warga bila terjadi krisis. Misalya saat tanggal tua atau memasuki musim timur, warga tidak perlu kesulitan membeli sayur dengan harga tinggi di pasar.

Berdasar perkiraan cuaca, musim timur di Maluku terjadi dari Mei hingga Agustus dengan intensitas curah hujan tinggi. Produksi beberapa jenis sayur minim, searing kenaikan harga. Seperti sayur kangkung dan sawi.

Menurut Latuheru, jika warga kompak menanam sayur di pekarangan atau membuat skema urban farming di gang komplek, kebutuhan sayur bisa terpenuhi.

“Yang sudah bikin di kota Ambon itu Pohon Pule. Warganya sudah bertanam semua. Itu bagus. Kalau bisa semua bisa terapkan hal yang sama. Contoh di Padang,” katanya.

Staf Ahli Kementerian Perdagangan, Suhanto hadir dalam kegiatan Rakorda TPID di Ambon

Selain menanam sayur, program pasar petani amboina farmers market (AFM) yang sudah berjalan setiap bulan juga jadi harapan pemerintah untuk menjaga inflasi. Pasar yang diisi oleh Komunitas AFM itu menghadirkan para petani langsung dan menjual hasil kebun mereka. Selain segar, warga pun mendapat harga tanpa lewat perantara.

BACA JUGA :  Ratusan Pemuda Maluku Dilatih Jadi Kader Anti Narkoba

Pada rakorda itu dipimpin oleh perwakilan Bank Indonesia, Kapala Bulog Divre Maluku dan Maluku Utara, Staf Ahli Kementrian Perdagangan, Kadis Indag Provinsi Maluku dan Kadishub Provinsi Maluku. Suhanto Staf Ahli Kementrian Perdagangan berharap pemerintah daerah pun serius dan getol menjaga inflasi daerah.

Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Ambon, Roberth Silooy optimistis dengan cara tersebut. Namun seberapa besar pengaruh AFM pada tingkat inflasi kota, Roby belum bisa memastikannya. “Ini baru lima kali. Belum tahu berapa persen. Datanya kami kumpul dulu lalu bawa ke BPS untuk bisa tahu berapa persen pengaruhnya,” terang Roberth usai rakorda.

Saat ini, AFM yang telah masuk agenda kota itu diharapkan bisa mampu jadi penyeimbang harga pasar. Pihaknya berkeinginan agar agenda AFM berjalan tiap minggu. (PRISKA BIRAHY)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.