TERASMALUKU.COM,-AMBON-Tidak hanya Kota Ambon saja yang terapkan PPKM Level 3 di Maluku. Tetapi juga tiga kabupaten lainnya yakni Maluku Tengah, Maluku Barat Daya (MBD) dan Kepulauan Aru.
Ini berdasarkan Inmendagri Nomor 11 Tahun 2022.
“Iya ada empat daerah yang Level 3 Ambon, Malteng, MBD dan Aru,”kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, dr. Adonia Rerung menjawab terasmaluku.com, Rabu (16/2/2022).
Selain itu kata Rerung, ada tiga tingkatan level yang labeli kabupaten/kota di Maluku termasuk 4 yang PPKM Level 3.
Untuk PPKM Level 1 di Buru dan Kota Tual, sedangkan PPKM Level 2 adalah Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Timur (SBT), Seram Bagian Barat (SBB) dan Buru Selatan. “Jadi ada beberapa tingkatan untuk di Maluku,”sambungnya.
Dengan diterapkannya PPKM maka itu akan mengatur kegiatan masyarakat guna mencegah penyebaran. “Kalau level 3 itu aktivitas kumpul-kulpul orang itu maksimal 50 persen saja, kalau level 2 orang maksimal 75 persen, begitu juga Work From Homenya, hingga mengatur jam operasional aktivitas ekonomi seperti pertokoan sampai jam 9 malam saja,”terangnya.
Sementara untuk pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan bisa tetap dibuka 100 persen. “itu saja yang bedakan antara level 3 dengan level 2 maupun 1, karena kalau naik level itu menandakan kasusnya banyak,”imbuhnya.
Dijelaskannya penerapan PPKM sesuai tingkatannya ini tidak terlepas dari angka kasus pada masing-masing kabupaten/kota.
Dimana peningkatan kasus belakangan ini terjadi karena dilakukan skrining atau pelacakan sedari dini. “Artinya mengetahui seseorang terpapar virus ini lebih baik supaya dilakukan isolasi supaya jangan menularkan kepada orang lain. Itulah kenapa (kasus aktif) meningkat tajam karena aktif melakukan skrining,”terangnya.
Jika deteksi dini dilakukan, maka itu juga akan berdampak bagi cepatnya penurunan jumlah kasus aktif karena sudah diisolasi.
Menyinggung prediksi penurunan kasus aktif, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Provinsi Maluku ini mengatakan sesuai prediksi Epidemiologi Pusat, masa Februari – Maret 2022 ini bisa jadi puncak kenaikan kasus covid-19. “Itulah sebabnya dari pusat pimpin rapat antisipasi itu dan kenyataannya memang terjadi peningkatan di Februari ini, kelihatan dari skiring yang dilakukan secara aktif,”jelasnya.
Peningkatan kasus belakangan ini bisa dikatakan sudah masuk fase Gelombang ke-3 Covid-19. “Ada bahasa-bahasa yang mengatakan menuju Gelombang ke-3 (Covid) ada yang mengatakan sudah Gelombang ke-3,”tandasnya. (Ruzady Adjis)