Kewang Muda Maluku dan Sejumlah Komunitas Pecinta Lingkungan Tanam 250 Anakan Bakau di Pesisir Poka

oleh
Kewang Muda Batch 3 Pertamina Foundation berkolaborasi dengan sejumlah komunitas pecinta lingkungan melakukan aksi tanam 250 anakan bakau di Teluk Ambon Desa Poka, (19/8). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM, AMBON, – Sebanyak 250 anakan bakau ditanam di area Teluk Ambon Desa Poka, Sabtu (19/8/2023).

Penanaman ini dilakukan di pesisir dengan kondisi yang makin jarang ditumbuhi mangrove.

Di kawasan desa Poka terdapat beberapa lokasi bakau yang mulai tandus. Kurangnya pengawasan dan pemeliharaan akibatkan banyak anakan yang telah ditanam mati.

Kewang Muda Batch 3 Imanuel Tomasila di sela-sela aksi tanam 250 anakan bakau di Teluk Ambon, Poka

Hal inilah yang coba dilihat oleh komunitas Kewang Muda bersama Pertamina Foundation dan beberapa komunitas lingkungan lain.

“Dulu di sini (kawasan Teluk Indah) ada bakau, tapi kurang kontrol jadi hanya beberapa saja yang hidup. Sekarang cuma tiga,” Sebut Koordinator kegiatan Penanaman Mangrove Kewang Muda Imanuel Tomasila, di sela sela penanaman anakan bakau.

Di lokasi itu tampak hanya ada tiga bakau yang tumbuh. Salah satunya tumbuh lebat dan menjadi peneduh dekat sebuah restoran.

Kewang Muda, Pertanian Foundation bersama The mulung, Moluccas Costal Care (MCC) dan Rumah RagamRagam mengawali penanaman dengan memungut sampah. Aksi bersih bersih hasilkan 28 kantong sampah.

Menurut Imanuel, solidaritas komunitas lingkungan itu sebagai modal, untuk tidak hanya mengawali aksi tapi juga terus merawatnya hingga lestari.

Kewang muda melihat kawasan pesisir Teluk Dalam Ambon makin botak seiring pembangunan serta sendimentasi.

Fungsi bakau sebagai pagar penyanggah dari abrasi juga tempat hidup biota laut perlu dijaga.

“Ini penting karena saat ini laut Ambon makin banyak sendimentasi dan dangkal. Penyangga laut makin kecil. Makanya penanaman kembali ini penting,” Tambahnya.

Ketua Koordinasi Pertamina Foundation Efer Simon Masela menyatakan keikutsertaan dalam aksi sebagai wujud kepedulian dan niat menjaga yang nyata.

Bakau, kata Efer tidak hanya sebagai penyangga abrasi tapi sebagai filterisasi udara.

“Masyarakat perlu ingat juga mangrove itu peran penting dalam menyerap karbondioksida paling besar,” jelas Efer.

Sejalan dengan itu, Ketua The Mulung, Jorgi Bayu Kurniawan menitikberatkan pada kesadaran diri untuk merawat alam. Ini merupakan bagian dari investasi jangka panjang.

Menurutnya kepekaan pada lingkungan perlu ditingkatkan. Setiap aksi hendaknya diikuti dengan sikap merawat.

Matinya tanaman bakau bisa disebabkan banyak hal. Tanah yang tercemar, jenis bakau atau kerusakan akibat ulah manusia.

Editor : Redaksi

Penulis : Priska Birahy

No More Posts Available.

No more pages to load.