Di tengah ancaman krisis dan kiamat ekologi saat ini agama-agama terpanggil dan tertantang untuk terlibat dalam gerakan kolaboratif untuk menyelamatkan bumi. Keterlibatan itu perlu diwujudkan dalam aksi-aksi yang terukur, sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan Focus Group Discusion (FGD) yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah dalam kerja sama dengan The Netherlands Embassy melalui project Religious Environmentalism Actions (REACT), yang melibatkan para aktivis lingkungan berbasis agama merupakan hal yang strategis dan prospektif.
Program Manager REACT (Religious Environmentalism Actions) Saiful Umam mengatakan, kegiatan ini bukan hanya sebagai wadah dialog, pertemuan ini juga menjadi panggung bagi para aktivis untuk menegaskan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan dan seimbang di Indonesia.
“Semoga komunikasi dan koordinasi kita antar komunitas dan lembaga yang konsen dengan isu agama dan lingkungan ini semakin erat dan tercipta kolaborasi yang membawa manfaat dan kemaslahatan bersama,” ujar Saiful Umam.
Sedikitnya ada empat poin pernyataan bersama yang digagas dalam FGD ini, yang meliputi: Perlindungan Lingkungan; Solidaritas, Kolaborasi dan Jaringan; Pelibatan Lintas Generasi pada Isu Lingkungan; Desakan Pemulihan dan Penindakan Kejahatan Lingkungan.
- Perlindungan Lingkungan
Berkomitmen untuk bekerja sama dalam mencegah dan mengecam kejahatan lingkungan yang menghancurkan ekosistem, memiskinkan rakyat, mengganggu kesehatan masyarakat, menurunkan kewibawaan negara, menghancurkan kebudayaan, serta menghilangkan moral dan spiritualitas terhadap lingkungan hidup.
- Penguatan Solidaritas, Kolaborasi dan Jaringan
Berkomitmen untuk saling bekerja sama dalam merawat dan menjaga lingkungan hidup. Dalam konteks pelestarian keanekaragaman hayati, pengurangan polusi, dan kedaulatan sumber daya alam, kami akan terus menggali pemahaman mendalam tentang kesejatian tradisi agama dan kearifan lokal untuk membangun kesadaran lingkungan yang berakar pada basis pengetahuan dan ajaran keagamaan di Indonesia.
- Pelibatan Lintas Generasi pada Isu Lingkungan
Berkomitmen untuk bersama mengedukasi dan melibatkan lintas generasi dalam pelestarian dan pengelolaan berbagai isu lingkungan hidup dan bencana ekologi, sebagai bentuk pengarusutamaan isu lingkungan.
- Desakan Pemulihan dan Penindakan Kejahatan Lingkungan
Mendesak negara untuk tidak mendukung, melayani dan melakukan segala aksi kejahatan lingkungan. Kami juga mendesak negara untuk melakukan aksi nyata terhadap pemulihan lingkungan hidup dan pencegahan bencana ekologis secara terus menerus, serta menindak secara tegas kejahatan lingkungan dan mewujudkan keadilan sosio-ekologis.
Kami, Aktivis Lintas Agama, Kepercayaan dan Kearifan Lokal, meyakini bahwa komitmen ini tidak hanya menjadi fondasi, tetapi juga pendorong kuat untuk mewujudkan kedaulatan lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia.
- 1. Adat Musi
- 2. AgriQuran
- 3. Bumi Langit Permaculture Institute
- 4. Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Komite Yogyakarta
- 5. Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Pusat
- 6. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT)
- 7. Jaringan Pemuda Kristen Hijau
- 8. Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Komite Malang
- 9. Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Yogyakarta
- 10. Komunitas Adat Ammatoa Kajang
- 11. Komunitas Save Ake Gaale
- 12. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur
- 13. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Yogyakarta
- 14. Masyarakat Adat Dayak Iban Rumah Betang Sungai Utik Kalimantan Barat
- 15. Muslim for Shared Action on Climate Impact (Mosaic)
- 16. Parisada Hindu Dharma (PHDI)
- 17. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta
- 18. Sanggar Hijau Indonesia
- 19. Gereja Protestan Maluku (GPM)
- 20. Yayasan Bina Bhakti Lingkungan
- 21. Yayasan Hadji Kalla
Penulis : Pdt. JV. Kainama, Kabiro Lingkungan dan Kebencanaan Sinode GPM
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow