Indonesia kaya dengan beragam budaya warisan nenek moyang akan tetapi zaman telah berubah, budaya tersebut hampir punah. Walaupun demikian terdapat beberapa daerah di Indonesia masih tetap mempertahankan warisan tersebut. Budaya lahir dari kearifan manusia, maka seyogianya manusia yang harus menjaganya. Dampak krisis identitas memberi celah terjadi pertikaian komunal dalam masyarakat adat. Penulis melihat dampak internal yang paling berbahaya dari Krisis Identitas yaitu pertama, pertikaian komunal dalam masyarakat akibat kekuasaan untuk menjadi Raja Atau Upu Latu. Kedua, generasi muda tidak tahu budaya dan adat istiadat leluhur mereka. Dampak eksternal yaitu perusahan ilegal yang telah menjadi momok wilayah masyarakat adat di seluruh nusantara Indonesia misalnya di Pulau Seram, beberapa bulan yang lalu terjadi pertikaian antara masyarakat adat terhadap perusahan di Daerah Piru Kabupaten Seram Bagian Barat, serta di wilayah Negeri Haya Kabupaten Maluku Tengah.
Generasi muda, masyarakat adat dan Gereja sebagai penggerak masa depan diharapkan membangun sinergitas terpadu untuk mengembalikan hak masyarakat adat di Negeri (Yamane) Provinsi Maluku. Tugas panggilan pelayan Gereja bukan hanya sebatas persekutuan doa, melainkan bekerja dalam aksi kemanusiaan. Richard Niebuhr dalam pandangannya gereja memegang prinsip bahwa manusia adalah makhluk berdosa dan rentan terhadap ketidakadilan. Oleh karena itu, gereja memiliki tanggung jawab untuk berdiri di sisi yang lemah dan memperjuangkan keadilan sosial dalam masyarakat. Niebuhr juga menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab individu dan masyarakat dalam merespons kesenjangan dan ketidakadilan (Niebuhr, 1946). Seyogianya aspek ini penting dengan memberi kesempatan terhadap generasi muda, masyarakat adat dan hamba Tuhan untuk membangun transformasi identitas budaya di era globalisasi. Gereja Protestan Maluku khususnya jemaat Abio pada Minggu, 27 juli 2025 telah berlangsung kegiatan gereja yaitu sosialisasi tentang ekonomi lokal dan pemasaran, hukum masyarakat adat, advokasi politik dan lingkungan adat, dibawah tema “membangun Yamane (negeri adat) berbasis kearifan lokal”. Kegiatan sosialisasi tersebut berkolaboratif dengan mahasiswa tiga batang air (TBA) dengan melibatkan aktor muda generasi anak negeri Abio sebagai pemateri.
Kegiatan ini merupakan program jemaat tahun 2025 sebagai panggilan iman “profetik (suara kenabian) gereja” di jemaat Abio terhadap isu sosial, ekonomi, hukum, politik di wilayah pelayanan jemaat. Dewasa ini secara umum terdapat beragam polemik horizontal dibeberapa wilayah provinsi Maluku yang mengakibatkan perpecahan dalam wilayah komunal masyarakat adat. Hal ini secara khusus mengakibatkan eksistensi masyarakat adat di Pulau Seram bagian barat di ambang krisis identitas. Dapat dilihat status Desa di Seram bagian barat dilihat sebagai penaklukan budaya terhadap Yamane (bahasa suku Wemale) atau Hena (bahasa suku Alune) negeri adat. Negeri adat di Pulau Seram Bagian Barat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 11 Tahun 2019 tentang Desa terdapat 92 negeri adat telah menjadi desa administratif. Dapat dilihat bahwa wilayah masyarakat adat di Pulau Seram bagian barat dalam kondisi krisis identitas akibat peraturan daerah yang memberi legitimasi Desa. Konsep Desa tidak dapat diterapkan di Maluku, sebab wilayah Maluku memiliki nilai adat istiadat. Masyarakat adat di Maluku khususnya di Pulau Seram bagian Barat merupakan kelompok yang hidup dengan tradisi lisan (oral tradition) nenek moyang yang harus dilestarikan misalnya a. Sistem pemerintahan negeri atau Yamane yang harus dipimpin oleh raja atau Upu Latu (garis keturunan), dan bukan kepala desa. b. Simbol Tradisional misalnya Alat Berburu (Busur Panah pusule dan Anak Panah so o), Tarian Tradisional dan Nyanyian Rakyat (folksong). Alih-alih mengembangkan masyarakat adat di Maluku, Peraturan tentang Desa di Pulau Seram Bagian Barat malah menghancurkan tatanan nilai adat istiadat secara perlahan-lahan.
Membangun Negeri atau Yamane Abio Kecamatan Elpaputih
Kata Yamane merupakan Bahasa daerah asli suku Wemale dari Maluku khususnya Pulau Seram. Kata Yamane memiliki arti yang sama dengan kata negeri. Pengaruh bahasa Sanskerta terhadap bahasa di nusantara dimulai sejak abad pertama sampai lebih kurang abad ke-14 yaitu ketika orang-orang Hindu dari India selatan melakukan perdagangan ke nusantara. Menurut penulis dua kata tersebut memiliki makna bahwa sejak zaman nenek moyang masyarakat adat telah menjaga wilayah nusantara. Sehingga seyogianya generasi muda bangsa bergerak secara terpadu dengan pemerintah dan gereja untuk menghadapi krisis identitas di Maluku. Generasi muda sebagai kawan bukan lawan, generasi muda tidaklah subversif yang bertujuan untuk menggulingkan, merusak, atau melemahkan suatu sistem, terutama sistem politik atau pemerintahan yang mapan, melainkan aktor penggerak. Dalam kegiatan tersebut menjadi ruang diskusi untuk menjembatani lintas generasi muda mahasiswa Abio dan para orang tua agar dapat memiliki mindset yang sama demi kemajuan pembangunan masyarakat adat atau jemaat Abio di Kecamatan Elpaputih-Seram Bagian Barat.
Menurut penulis masyarakat Abio kecamatan Elpaputih-Seram bagian Barat ini mengalami ketimpangan sosial, misalnya tidak adanya insfrastruktur jalan dan kesehatan yang memadai, sehingga berdampak negatif pada kesejahteraan ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Rasa kebersamaan dalam kasih persaudaraan untuk membangun negeri atau Yamane mendorong kerjasama generasi muda, gereja dan masyarakat untuk mencari jalan keluar melawan problem tersebut. Dalam kegiatan diskusi bersama maka hal yang harus dilakukan yaitu pertama, mengembangkan ekonomi mandiri berbasis lokal misalnya kerajinan tangan masyarakat lokal yang dapat produksi secara bertahap dengan dibantu proses pemasaran via online atau pasar oleh generasi muda Abio yang mahasiswa di Ambon. Hal ini bukan hanya untuk mencari uang, akan tetapi kearifan lokal terus terawat. Kedua, membantu masyarakat untuk menyelesaikan batas wilayah atau tanah ulayat dengan mendaftarkan tanah ulayat. Dapat dilihat bahwa langkah ini dilakukan untuk mencegah masalah di masa depan, mengingat Abio pernah menghadapi perusahan ilegal. Ketiga, semua pihak bersepakat untuk berkomunikasi bersama demi merekonstruksi status desa administratif menjadi identitas negeri adat (Yamane). Lante Takute, Tuniyai Ele due Yapio Saka Hote henare tuka lahua (Tuhan Berkati Abio Sakahote).
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow