Politisi Singapura Bacakan Puisi Di Atas Benteng Belgica

oleh
Yatiman Yusof, penyair asal Singapura turut membacakan karyanya pada acara Banda Fiesta di Benteng Belgica, Banda Maluku Tengah (24/10). FOTO: SETYAWAN SAMAD

TERASMALUKU.COM,-BANDA NAIRA-Benteng Belgica Banda Naira yang pernah menjadi saksi sejarah pertahanan di Maluku kini mengukir sejarah baru. Di atas benteng bikinan Portugis itu para sastrawan negara serumpun membacakan puisi puisi mereka.

Para novelis, cerpenis, penyair asal Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia itu datang ke Banda Naira memberikan pelatihan sastra juga membacakan karya mereka di acara Banda Fiesta dan Pelatihan Apresiasi Sastra Negara Serumpun pada 24 hingga 27 Oktober. Seperti, Rabu (24/10/2018) sore, di hadapan gunung api Banda yang megah serta lautan biru, satu persatu sastrawan itu membawakan karya di depan sejumlah anak muda Banda yang hadir.

Yatiman Yusof, seorang penyair yang turut membacakan karyanya. Puisi tak berjudul dibacakan dalam beberapa bait. “Banda itu bukan hanya pulau yang indah, kawasan yang cantik manusia yang manis, suatu masa nanti Banda akan cemerlang,” sebut mantan Setiausaha Parlimen Kanan (Penerangan dan Kesenian) Singapura.

Ini merupakan kali pertamanya injakkan kaki di pulau pala. Baginya Banda bak surga. Banda punya cerita yang sayang bila disimpan begitu saja. Salah satu yang bisa dilakukan oleh orang Banda yaitu dengan menulis.

Dalam nukilan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” jelas menggambarkan betapa kuatnya tulisan. Ia bukan sebatas catatan tapi keabadian.

“Saya harap anak-anak banda bisa lebih giat lagi menulis dan acara ini sangat baik untuk menumbuhkan minat,” kata mantan jurnalis Berita Harian dan Berita Minggu di Malaysia itu. Keindahan alam, sejarah serta bakal bakal kebangkitan Indonesia di Banda tentunya bisa menjadi tambang ide dalam tiap tulisan.

Pria yang kini menjadi politisi itu membuktikan, menulis tidak mengenal usia dan latar belakang. Siapapun bisa melakukannya. Itu dibuktikan dari sejak kanak-kanak, Yatiman mulai menulis puisi. Itu berkembang saat dirinya menjadi menjadi guru, jurnalis hingga kini dia berkecuimpung di dunia politik. Puisi tetap jadi bagian penting yang membawanya berkeliling bertemu orang-orang manis di tempat indah seperti di Banda.

Itulah yang diharapkan para sastrawan terhadap anak muda banda yang aktif melestarikan banda dalam literasi. Selain penampilan Yatiman, Jose Rizal Manua asal Indonesia, Rohani Dien asal Singapur, Ampuan Brahim asal Brunai, Nik Rakib asal Thailand serta sastrawan-sastrawan lain juga mengumandangkan puisi mereka dari atas benteng yang pernah termasyhur itu. (PRISKA BIRAHY)

No More Posts Available.

No more pages to load.