TERASMALUKU.COM – Bawaslu Provinsi Maluku bentuk tim Patroli Pengawasan politik uang jelang pemilu. Tim ini dibentuk untuk mengantisipasi serbuan serangan fajar sebelum waktu pencoblosan.
Hal itu disampaikan Koordinator divisi pencegahan dan hubungan antar lembaga Bawaslu Maluku Paulus Titaley kepada wartawan siang (12/4). Menurut Paulus bukan rahasi lagi jika jelang waktu pencoblasan ada aksi-aksi spontan ke warga untuk memenangkan salah satu paslon atau partai tertentu. “Ini yang kami antisipasi. Serangan fajar, pemberian uang dan lainnya. Ada tim yang patroli dan pantau itu,” jelasnya.
Nantinya para personil akan diturunkan ke tiap desa untuk mencegah ada aksi demikian yang dinilai menodai pesta pemilihan demokrasi pada 17 April mendatang. Jumlah tim yang disiapkan ada lebih dari 2.500 orang. Mereka tersebar mulai dari tingkat kecamatan hingga ke TPS.
Dia merinci terdapat 5.527 TPS di Maluku, 1.231 desa, 118 kecamatan dan 11 kabupaten. Personil yang berpatroli akan berada pada tingkat kabupaten kecamatan dan desa. Optimalisasi penjagaan mulai dilakukan pada 14 hingga 16 April. “Mereka ini tidak tidur. Sebab praktik-praktik politik uang ini biasnaya terjadi malam sampai subuh. Sistemnya door to door,” lanjut dia.
Pihaknya pun telah memasang spanduk di desa-desa dan bertemu para pemimpin untuk memastikan mereka ikut mengawasi agar tidak ada kejadian tersebut di wilayah. Mereka pun meminta warga ikut aktif membantu pengawasan tim. Katanya lagi, tugas ini bukan semata milik Bawaslu.
Serangan fajar yang kerap terjadi itu memberi peluang besar bagi warga untuk subjektif dengan berbagai tawaran dan iming-iming. “Bentuknya macam-macam. Paling sering kasih uang ke warga atau bentuk barang. Nah ini diharapkan warga ikut mengawasi,” imbuh Anggota Bawaslu Maluku Kordiv Penyelesaian Sengketa, Tuty Usman.
Dalam beberapa hari kedepan timnya tengah menyusun indikator kerawanan pemilu. Seperti lokasi-lokasi mana saja yang berpotensi ada kerawanan. Menurut Tuty lokasi dengan jumlah TPS terbanyak berpeluang besar terjadi serangan fajar. Seperti di kawasan Batu Merah.
Sedangkan untuk di luar Kota Ambon, daerah dengan lokasi yang sulit dijangkau pun butuh pantauan ketat. Seperti salah satu desa di Buru Selatan, Finansela. Butuh waktu dua hari dua malam agar bisa tiba di sana. “Itu kami juga persiapkan tim ke sana. Masyarakat juga diharapkan peran aktif turut mengawal proses pemilu yang bersih,” katanya. (PRISKA BIRAHY)