KUBE Memberi Perubahan Untuk KPM di Kota Ambon

oleh
oleh
Salah seorang penenun dari anngota penenun Burburak milik Rina Masela di kawasan Skip Tengah Kelurahan Batu Mejah Kota Ambon, Minggu (30/6/2019). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM,AMBON,-Program bantuan pemberdayaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kementerian Sosial (Kemensos) kini memberikan perubahan bagi kelompok penerima manfaat (KPM) di Kota Ambon.

Diantaranya adalah KUBE Burburak di kawasan Skip Tengah Kelurahan Batu Mejah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Kelompok Pengrajin Tenun dan usaha menjahit Burburak ini mendapat bantuan pemberdayaan dari Kemensos senilai Rp. 20.000.000 lewat program KUBE.

Pembuatan selendang tenun oleh pengrajin tenun Burburak

Ketua Kelompok KUBE Burburak, Rachel Masela mengatakan, bantuan tersebut diterima pihaknya selama dua kali yakni akhir 2016 sebesar Rp 10.000.000 dan sisanya Januari 2017.

Usaha menenun yang dimulai sejak tahun 90an itu salah satu yang masih eksis dan mempertahankan warisan wastra Maluku. Rachel, penjahit dan pemilik usaha menenun Burburat ini mengaku bantuan Kemensos itu memberi banyak manfaat.

Meski sudah berjalan lama, namun bantuan pemerintah itu amat dibutuhkan untuk kelanjutan dan pengembangan usaha lebih besar. Rachel menuturkan saat petugas Kemensos datang memberikan bantuan, pihaknya sangat bersukacita. Bantuan tersebut sangat membantu menambah usaha menenun dan menjahit.

“Dengan bantuan KUBE ini, saya bisa beli lebih banyak lagi bahan-bahan tenun, beli tinta, alat-alat tenun dari Surabaya, sehingga kita bisa menerima banyak pesanan dan penghasilan kita bertambah,” jelas perempuan yang lekat disapa Rina Masela di rumahnya, Minggu (30/6/2019).

Dalam kelompoknya ada sembilan orang. Menenun dan usaha menjahit itu mampu menghidupi anggota keluarga mereka sebagai KPM. Konsistensi mereka membuat banyak orang yang mempercayakan busana bahan tenun kepada kelompok ini. “Kami bisa hidupkan keluarga, anak-anak juga bisa sekolah lewat menenun dan usaha menjahit,” jelasnya.

Balandina Masela Ketua KUBE LUISILA yang juga menerima bantuan dari kementrian sosial

Dalam kelompoknya beberapa anggota merupakan janda dan ibu rumah tangga. Usaha tersebut jelas beri dampak nyata bagi finansial keluarga. Para anggota kelompok didampingi pendamping dari Dinas Sosial Maluku. Mereka juga diajari cara menenun aneka motif khas daerah serta menjahit pakaian.

BACA JUGA :  Sebagian Pengungsi Korban Banjir Di Halmahera Utara Mulai Kembali Ke Rumah

Hasil jahitan dan tenunan KUBE Burburak sudah melanglang buana sampai ke Amerika, Jerman, Belanda, Rusia dan negara Eropa lainnya. Di dalam negeri, pesanan juga datang dari berbagai instansi pemerintah daerah dan lembaga kemeterian terkait.

Kini Rina, pun berharap kelompok mereka bisa mendapatkan lagi kucuran bantuan. Ada banyak peluang dari menenun dan usaha konversi yang akan dikembangkan jika bantuan datang lagi.

“Saya harapkan kedepan ada bantuan lagi dari Kementrian Sosial sehingga usaha ini bisa dikembangkan. Banyak peluang yang harus kita kembangkan agar usaha kita makin memberikan nilai tambah. Saya bersyukur karena program KUBE membantu kami, ibu-ibu janda dan anak-anak yatim agar usaha ini terus berkembang dan bertahan,” ungkap Rina.

Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi ZA Dulung menyatakan bahwa penurunan kemiskinan melalui Bantuan Sosial (Bansos) tidak cukup. Oleh sebab itu dibutuhkan bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk mencegah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) kembali jatuh miskin.

Ketua Kelompok KUBE Burburak, Rachel Masela

“Penurunan kemiskinan melalui Bansos tidaklah cukup, karena masih ada kemungkinan para KPM akan kembali jatuh miskin jika Bansos dihentikan, maka dari itu diperlukan KUBE,” kata Andi.

Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan KUBE dari Kemensos dinilai berdampak terhadap penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) teranyar, Rasio Gini di Indonesia berada pada angka 0,381. Angka tersebut turun jika dibandingkan survei yang dilakukan pada Maret 2018, yaitu 0,391.

“Menurut BPS, kedua program (BPNT dan KUBE) tersebut memiliki dampak signifikan terhadap penurunan Rasio Gini,” kata Mensos Agus, saat membuka acara Bimbingan Lanjut Pendamping KUBE Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kemitraan 2019, di Gedung Aneka Bhakti, Komplek Perkantoran Kementerian Sosial, Jalan Salemba Raya, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019.

BACA JUGA :  Brimob Maluku Gencar Berantas Penyebaran Covid-19 di Kota Ambon

Mensos Agus menyampaikan, perbaikan tersebut tak lepas dari peran para pendamping KUBE. Dia pun mengapresiasi peran pendamping KUBE membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pra sejahtera.”Saya tahu, sedikit banyak teman-teman sekalian punya kontribusi terhadap perbaikan Rasio Gini kita,” katanya.

Lebih lanjut, Mensos Agus mengingatkan para pendamping agar tetap giat menjalankan profesinya. Mengingat, program peningkatan kesejahteraan masyarakat masih rawan mengalami guncangan. (PRISKA BIRAHY)

No More Posts Available.

No more pages to load.