TERASMALUKU.COM,AMBON, – Sejumlah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon mengikuti pembekalan psikologi pengenalan dan kemampuan diri.
Mereka dibekali dengan dasar pengenalan diri untuk memaksimalkan kerja di lapangan nanti. “Kami ingin anak-anak jika nanti kembali ke kampung halaman atau bertugas di pulau terpencil dapat menggunakan kapasitas diri mereka dengan baik. Bukan sekadar mengajar dan memberi ilmu,” jelas Dosen FKIP Bahasa Inggris, Inggrit Tanasale di sela-sela kegiatan Pendekatan Appriciative Inquiry Menerapkan Psikologis Positif Untuk Diri Sendiri di Aula A Kampus PGSD, Jumat, (19/4/2024).

Dia menyoroti pentingnya kepercayaan diri. Menurut Tanasale, mahasiswa hanya diberikan ilmu tentang mengajar yang baik. Namun mereka juga perlu mengembangkan potensi diri agar dapat menerapkan ilmu ke masyarakat.
“Ini kesempatan yang baik untuk mengenali diri tapi juga potensi di daerah tempat mereka pelayanan nanti. Sehingga mampu beradaptasi di daerah,” jelasnya.
Para mahasiswa ini nantinya akan menjadi calon guru. Salah satu daerah tujuan penempatan yakni di pulau-pulau kecil terluar (PPKT). Akan ada banyak keterbatasan sumber daya pun fasilitas yang harus mereka atasi.
Semisal jika nantinya di daerah tidak ada alat peraga mewarnai maka mereka harus bias lebih kreatif memanfaatkan sumber lain. Seperti menggunakan tanaman penghasil warna secara alami.
Untuk lebih mengasah kemampuan, mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Mahasiswa lebih dulu diberikan waktu untuk mengenal diri dari sisi negatif dan positif.
Setelah itu mereka diminta menceritakan lagi hal baik kepada orang lain. Pada sesi ini, mereka dipandu dalam kelompok kecil terdiri dari dua orang.
“Saya cermati kedepan mereka ini akan turun ke lapangan saya membantu mereka untuk bisa mengenali potensi diri agar pede dan bisa menggunakan metode yang tepat mengintervensi masyarakat,” terang Direktur Clerry Cleffy Institute, Dwi Prihandini.
Perempuan yang akrab disapa Dini ini menambahakan pembekalan agar mahasiswa tidak alami kesulitan. Mereka juga diarahkan untuk mengenali kekuatan dan agar bisa mempraktikkan psikologi postif paling tidak untuk diri sendiri.
Dini telah melakukan perjalanan bertahun-tahun mengelilingi Maluku untuk pelayanan kemanusiaan hingga ke daerah-daerah terpencil. Dalam setiap pertemuan dengan masyaralat dia pelajari umumnya anak muda kurang kepercayaan diri. Terutama mereka yang tinggal di pulau-pulau yang jauh dari Kota Ambon.
“Mereka harus bisa tingkatkan kepercayaan diri. Kadang-kadang mereka ada keraguan, beta bisa apa. Jangan terjebak dalam stereotype trend kalian harus temukan warna kalian sendiri dalam pengabdian ke masyarakat,”ucapnya yang fokus pelayanan kepada kaum disabilitas di Maluku.

Pada sesi pembagian kelompok, Dini pun sengaja meminta mereka menamai kelompok dengan nama pulau PPKT. Seperti Wetar, Leti, Nuhuyut, Lirang juga Metimarang. Tujuannya agar mereka lebiih mengenal dan tau keberadaan wilayah yang bisa saja jadi daerah penempatan tugas nanti.
“Jadi beta harap mereka tahu bahwa di Maluku masih ada pulau pulau terluar yang perlu didukung,” terangnya.
Apalagi kata Dini para mahasiswa memiliki kompetensi yang baik dan akan menjadi guru.
“Kalau masu jadi guru kenapa harus di Ambon. Saya rasa ini hal yang pelru didorong dan diberikan kepercayaan bagib mereka untuk berkembang,” tandasnya.
Penulis: Editor









